• Beranda
  • Berita
  • Tekan radikalisasi, Australia bangun penjara khusus terpidana ekstremis

Tekan radikalisasi, Australia bangun penjara khusus terpidana ekstremis

12 Juni 2017 12:29 WIB
Tekan radikalisasi, Australia bangun penjara khusus terpidana ekstremis
Ilustrasi penjara (AFP)
Sydney (ANTARA News) - Negara bagian terbesar di Australia, mengumumkan sedang membangun penjara terpisah untuk terpidana ekstremis guna mengatasi radikalisasi menyusul lonjakan serangan di negara tersebut.

New South Wales, yang dihuni sepertiga dari 24 juta penduduk Australia, telah menjadi lokasi dua serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, termasuk insiden pengepungan kafe pada 2014 tempat dua sandera dibunuh.

"Kami berada di wilayah baru. Insiden aktivitas terorisme yang kami saksikan di Australia dan seluruh dunia belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern," ungkap pejabat tinggi negara bagian itu, Gladys Berejiklian, kepada wartawan di Sydney.

Pemerintah mengatakan pihaknya mengeluarkan dana 47 juta dolar Australia untuk mendirikan penjara di dalam Goulburn Correctional Centre untuk memisahkan tahanan ekstremis dari tahanan lain guna mengurangi radikalisasi.

Fasilitas baru itu, yang pemerintah harapkan akan selesai dibangun pada 2018, dapat menampung 54 tahanan.

Lebih dari 30 dari 45 terpidana yang saat ini ditahan di penjara Goulburn dihukum atas tuduhan terkait teror, ungkap Komisaris Layanan Penjara NSW Peter Severin.

Dia menambahkan, dalam lima tahanan telah diradikalisasi saat berada di penjara dalam beberapa tahun terakhir.

Pengumuman tersebut disampaikan hanya beberapa hari setelah para pemimpin negara bagian dan wilayah mengatakan mereka akan berusaha membatasi pembebasan bersyarat untuk para penjahat yang memiliki hubungan dengan terorisme.

Perubahan tersebut terjadi setelah baku tembak fatal di Melbourne pekan lalu oleh seorang pria dengan latar belakang Somalia dalam sebuah serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.

Pria berusia 29 tahun Yacqub Khayre, terkait dengan rencana teror 2009 yang menargetkan sebuah barak tentara Australia, dan baru saja dibebaskan dengan pembebasan bersyarat.

Khayre membunuh seorang resepsionis di sebuah blok apartemen sebelum meninggal dalam baku tembak dengan polisi.

Canberra semakin khawatir dengan ekstremisme, dan pejabat setempat mengatakan mereka telah mencegah 11 serangan teror di dalam negeri dalam dua tahun terakhir.

Namun beberapa kejadian telah terjadi, termasuk pembunuhan seorang pegawai polisi Sydney pada tahun 2015 oleh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, yang kemudian terbunuh dalam baku tembak dengan petugas.

Pemerintah federal juga mengeksplorasi pilihan untuk meningkatkan persyaratan bagi pembuat ponsel dan perusahaan media sosial untuk membantu penyidik ​​mendekripsi komunikasi, kata Jaksa Agung George Brandis, demikian AFP.

Penerjemah:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017