"Ada dua kecamatan yang cukup parah dilanda banjir yakni Kecamatan Baolan dan Kecamatan Galang. Ketinggian air berkisar antara 30 cm sampai 2 meter," kata Kapolres Tolitoli AKBP H Muh. Iqbal Alqudusy yang dihubungi di Tolitoli, Selasa malam.
Saat ini, kata Iqbal, air sudah mulai turun karena hujan sudah reda, namun penurunan genangan air sangat lambat.
Tidak ada korban jiwa dalam banjir itu dan kerusakan bangunan serta sarana dan prasarana umum belum diketahui.
Namun, kata Iqbal, banyak warga yang mengungsi karena genangan air yang cukup tinggi. Mereka mencari rumah-rumah keluarga dan kenalan di tempat yang tidak terkena banjir untuk berlindung sementara.
"Warga di Jalan Rajawali dan Kakatua, kini mengungsi di samping masjid Baiturrahman Tuweley. Warga Cenderawasih menempati tenda pengungsian BPBD yang didirikan sejak banjir pertama kali terjadi pada 3 Juni 2017," ujarnya.
Sebagian warga lagi, katanya, diungsikan ke kantor kelurahan, sementara sebagian lagi langsung membersihkan lumpur yang memenuhi rumahnya agar terbawa air yang masih mengalir.
Saat ini, kata Kapolres, ada empat tenda pengungsi yang disiapkan oleh Dinas Sosial untuk warga yang memerlukan tempat pengungsian.
Warga Kota Tolitoli diimbau untuk tetap waspada dan siaga karena banjir kemungkinan masih melanda sebab air Sungai Dapalak mulai meluap sebagai dampak hujan di bagian hulu.
Sejak banjir bandang 3 Juni 2017, warga sebenarnya sudah mulai membenahi kediamannya dari lapisan lumpur dan sampah yang dibawa banjir, dan menimbulkan debu saat tidak turun hujan, namun saat ini, sampah dan lumpur kembali menutupi rumah-rumah penduduk.
Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa, Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi sudah turun ke Tolitoli untuk menyaksikan dampak banjir dan menyerahkan berbagai bantuan pada pekan lalu.
Salah satu dampak banjir yang masih dirasakan masyarakat Tolitoli sampai saat ini adalah sulitnya memperoleh air bersih karena pipa induk PDAM Tolitoli hanyut di bawah banjir dan masih dalam proses pemulihan saat banjir kedua ini muncul lagi.
Pewarta: Fauzi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017