Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pengerjaan proyek angkutan massal cepat berupa trem di Kota Surabaya akan selesai sebelum 2020.... kami siapkan. Kami sudah melakukan pengukuran, termasuk pengalihan arus. Saya pimpin sendiri untuk pembongkaran bangunan yang sudah kami ganti rugi untuk pelebaran jalan...
"Kami mulai tahun ini. Bu Risma ini kalau sudah diajak mulai, tidak usah diminta sudah mulai. Inginnya secepatnya. Tahun 2018 nanti langsung kencang (pengerjaannya), syukur-syukur 2019 sudah selesai," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, di Surabaya, Jumat.
Dia katakan itu seusai bertemu Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Balai Kota Surabaya, Jumat.
Menurut dia, proyek trem akan dibangun pemerintah pusat, sementara PT Kereta Api Indonesia bertindak sebagai operator moda angkutan massal berbasis rel kereta api di jalan raya, di tengah kota itu.
"Ini judulnya khan reaktivasi. Dulu ada jalur trem di sini. Kalau reaktivasi ini, prasarananya milik negara. Jadi ini dibangun lagi oleh negara. PT KAI sebagai operator yang mengoperasikan," katanya. Jika ini jadi maka Surabaya menjadi kota perdana di Indonesia yang kembali memiliki jaringan trem.
Pemerintahan kolonialis Belanda telah membangun jaringan kereta api dan trem di beberapa kota besar Hindia Belanda saat itu untuk mengantisipasi perkembangan jumlah penduduk yang harus diangkut moda transportasi massal.
Namun trem disingkirkan pemerintahan Indonesia kemudian yang lebih tertarik membangun jaringan jalan raya dan jalan tol, serta mengutamakan sarana transportasi pribadi berbasis mobil pribadi.
Perihal pendanaan, Beoditjahjono menyebut memakai dana APBN, yang untuk 2017 ini baru dianggarkan Rp100 miliar.
Rismaharini menyampaikan berbagai persiapan yang sudah dilakukan mereka, di antaranya menandai jalur-jalur trem itu di Jalan Tunjungan sebagai lokasi awal pengerjaan trem. Serta menyiapkan jalan di kawasan Simpang Dukuh untuk pengalihan arus lalu lintas dan pengecilan berem jalan.
"Sudah kami siapkan. Kami sudah melakukan pengukuran, termasuk pengalihan arus. Saya pimpin sendiri untuk pembongkaran bangunan yang sudah kami ganti rugi untuk pelebaran jalan," ujarnya.
Berapa harga tiketnya? Digadang-gadang tidak lebih dari Rp10.000 sekali jalan.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017