"Kami bersama keluarga sudah tiga hari menginap di ruang tunggu untuk menunggu jadwal keberangkatan kapal feri rute Jangkar-Raas, dan di sini ada puluhan penumpang kapal yang terpaksa tidur di ruang tunggu," ujar Salama, salah seorang pemudik tujuan Pulau Raas kepada wartawan di Situbondo, Jumat.
Ia mengemukakan, rata-rata pemudik yang terlantar akibat belum ada jadwal keberangkatan kapal feri adalah perantaun di Pulau Bali dan mereka sengaja pulang lebih awal dan memilih menunggu di ruang tunggu karena ingin cepat berkumpul dengan keluarganya di Raas.
Selama tiga hari menginap di ruang tunggu pelabuhan, katanya, puluhan pemudik ini hanya menggunakan tikar dan karpet plastik seadanya sebagai alas tidur setiap hari.
"Kalau bisa armada atau kapal feri tujuan Raas ditambah menjelang Lebaran seperti ini, karena terus terang saja masyarakat Raas diperkirakan ada belasan ribu yang merantau ke Bali dan sebagian juga di Jawa. Sehingga ketika menjelang hari raya otomatis penumpang tujuan Raas menumpuk," ucapnya.
Sementara Abdul Rasyid salah seorang pemudik lain mengaku bahwa kejadian seperti ini sudah sering terjadi setiap tahun dan selama ini juga tidak pernah ada penambahan armada kapal feri khususnya rute Jangkar-Raas.
"Kami bersama keluarga juga dua hari menginap di sini, tetapi kalau Sabtu (17/6) besok tidak kebagian tiket kapal feri nantinya kami terpaksa akan menggunakan trasnportasi kapal kayu (kapal layar motor)," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelabuhan Jangkar Situbondo Juni Dwi Hanggoro mengatakan mulai 17 Juni 2017 jadwal keberangkatan kapal feri rute Jangkar-Raas sudah mulai ditambah atau jadwal keberangkatannya menjadi setiap hari dibanding sebelumnya hanya dua kali seminggu.
"Dimungkinkan besok sudah bisa terangkut semua, karena ada jadwal keberangkatan kapal yakni KMP Dharma Kartika yang kapasitas penumpangnya sekitar 300 orang. Kalaupun masih ada yang belum terangkut keesokan harinya juga masih ada jadwal keberangkatan kapal feri ke Raas dan kami yakin akan terangkut semua," ucapnya.
Baca juga: Tiket mudik gratis Situbondo-Raas ludes dalam sehari
Pewarta: Novi Husdinariyanto / Zumortun Solichah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017