Pelabuhan laut NTT siap sambut kapal pemudik

18 Juni 2017 18:52 WIB
Pelabuhan laut NTT siap sambut kapal pemudik
Pemudik Kapal Cepat. Sejumlah pemudik dan penumpang reguler kapal cepat asal Kampung Laut, Tanjung Jabung Timur tiba di dermaga Pelabuhan LLASDP Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Sabtu (17/6/2017).Petugas LLASDP setempat menyebutkan, jumlah penumpang kapal cepat dari dan menuju daerah itu pada Jumat (16/6/2017) mencapai 1.164 penumpang dan diprediksi bertambah mulai Sabtu ini. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan) ()
Kupang (ANTARA News) - Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur Richard Djami mengatakan pelabuhan laut di daerah berbasiskan kepulauan siap menyambut kedatangan kapal pembawa pemudik Lebaran 2017.

"Jumlah pelabuhan laut di wilayah NTT baik pelabuhan utama, pengumpul maupun pengumpan sebanyak 88 pelabuhan. Sedangkan pelabuhan penyeberangan sebanyak 21 pelabuhan," katanya di Kupang, Minggu.

Pelabuhan-pelabuhan ini katanya selalu disinggahi 13 kapal ferri, yakni 10 kapal milik PT ASDP dan tiga unit kapal milik pemerintah yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Ferry Indonesia Cabang Kupang.

Selain itu juga katanya pelabuhan-pelabuhan sejenis selama ini sering disinggahi enam kapal perintis atau lintasan penugasan seperti kapal Berguna, Nangalala, dan Sabuk Nusantara.

Pelabuhan sebagai sarana transportasi laut ini juga sering disinggahi oleh kapal komersial milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Perhubungan dalam rencana induk pengembangan pelabuhan akan membangun 34 pelabuhan di daerah yang memiliki potensi ekonomi cukup baik.

"Dalam rencana induk pengembangan pelabuhan, telah ditetapkan lokasi pelabuhan pada daerah atau titik yang akan dibangun pelabuhan. Dia menyebut di Kabupaten Flores Timur, direncanakan akan dibangun 10 pelabuhan, baik di Pulau Adonara maupun di Pulau Flores.

Selain itu ada yang dibangun di daratan Pulau Timor seperti di Kolbano, Boking Kabupaten Timor Tengah Selatan dan jembatan di kali Maubesi Kabupaten Timor Tengah Utara.

"Sistim yang dipakai dalam membangun bandara, bukan hanya aspek atau potensi laut yang diperhatikan tapi interkoneksi dengan potensi di darat," katanya.

Keberadaan sebuah pelabuhan laut katanya selalu diperhitungkan dengan jarak dengan pemukiman penduduk dan potensi daerah yang akan menggunakan pelabuhan dimaksud.

Sehingga kapal yang menyinggahi pelabuhan itu, tidak hanya menurunkan barang atau orang tapi apa yang bisa diangkut dari daerah itu untuk diantarpulaukan.

Tentang pelabuhan mana yang akan diprioritaskan dari 34 pelabuhan yang masuk dalam rencana induk pengembangan dimaksud, mantan Kepala Dinas Kominfo NTT ini menyampaikan, semuanya mendapat prioritas. Walau demikian, harus juga disinergiskan dengan transportasi darat bahkan transportasi udara.

Interkoneksitas menjadi salah satu pertimbangan dalam pembangunan pelabuhan laut dimaksud. Karena sistem kerja yang dipakai dalam membangun pelabuhan bukan karena ada anggaran tapi pada aspek kebutuhan masyarakat.

"Prinsip hadirnya transportasi laut yang didukung dengan pelabuhan adalah mudah dan murah akan dinikmati masyarakat dengan aman, nyaman dan selamat," katanya.

Ia mengatakan sebagai provinsi bercirikan kepulauan, laut menjadi urat nadi transportasi yang murah dan terjangkau.

Dengan harapan, semua kapal yang menyinggahi setiap pelabuhan, bisa menurunkan dan mengangkut komoditas pertanian dan perkebunan untuk diantarpulaukan.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017