"Beginilah tradisi kami tiap perayaan Idulfitri, ada lomba kolek," ujar tokoh masyarakat Lubuk Puding, Abdullah (75).
Ia mengatakan, lomba kolek memperebutkan hadiah belasan juta rupiah itu dilakukan atas swadaya masyarakat dan diikuti masyarakat yang bermukim di pulau-pulau kecil di sekitar Kabupaten Karimun seperti dari Pulau Karimun Besar, Pulau Buru, Pulau Parit, Pulau Hutan, Pulau Air, Pulau Kundur dan Pulau Moro.
Menurut dia, masyarakat bergotong royong mengadakan perlombaan yang selain menguji ketangkasan para awak kolek juga untuk mempererat tali silaturahim masyarakat pulau-pulau hinterland di Kabupaten Karimun.
"Dulu lomba kolek dilakukan untuk menguji sampan yang baru dibuat. Laik tak sampan tu melaut. Sekarang apapun sampan yang dibuat dan siapa pun bisa ikut lomba, tidak hanya sebatas nelayan," ujar ayah tujuh orang anak itu.
Ia mengungkapkan, lokasi depan rumahnya yang berhadapan dengan laut luas tiap tahun selalu menjadi lokasi lomba kolek. Dan itu sebabnya, sehari sebelum lomba, sampan atau perahu yang terbuat dari kayu dengan daya apung yang baik, berbagai ukuran sudah berjejer di sepanjang pantai.
Perlombaan kolek dilakukan secara beregu. Ada kolek yang diisi tiga orang pendayung, lima pendayung, tujuh pendayung dan sembilan pendayung.
"Masing-masing ada kategorinya dan ada peraturan yang harus pula ditaati," ujar Abdullah.
Ia mengungkapkan, lomba kolek sangat diminati masyarakat pulau seperti halnya di Pulau Buru dan itu sebabnya saat ada lomba kolek berduyun masyarakat dari pulau lain yang berhampiran datang.
"Bukan saja karena masyarakat pulau seperti kami ini kekurangan hiburan tapi saat lomba kolek inilah kami yang hidup terpencar-pencar dipisahkan lautan dapat berkumpul," ujarnya.
Sementara itu, seorang warga Batam, Dimas yang menyaksikan lomba sampan layar itu mengaku kagum dengan tradisi masyarakat Pulau Buru.
"Bersyukur dapat melihat lomba kolek karena ini keunikan bahari yang dimiliki masyarakat Karimun," katanya.
Ia mengaku, karena transportasi dari Batam ke Pulau Buru telah lancar walau harus transit terlebih dahulu di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan kemudian sambung dengan kapal ukuran kecil, namun telah memudahkan akses warga luar untuk datang menyaksikan lomba kolek di Pulau Buru.
"Kalau transportasi lancar tentu akses lalu lalang masyarakat juga lancar," katanya.
Pewarta: Evy R Syamsir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017