Satu tim dari Kepolisian China tiba di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, dengan menumpang pesawat China Southern Airline untuk membawa para tersangka yang telah ditahan di Kamboja.
"Mereka melakukan aksi kejahatan dengan memeras uang dari orang-orang lewat telepon di berbagai tempat," kata Uk Heisela, kepala Investigasi Kepolisian Kamboja, kepada wartawan.
"Mereka menggunakan Kamboja sebagai lokasi untuk memeras uang dari orang-orang di China."
Sebanyak 74 tersangka itu telah ditangkap di Phnom Penh dan Provinsi Kampot, ujar dia, dengan menambahkan bahwa pengusiran itu merupakan yang pertama terjadi tahun ini.
Para wartawan tidak mendapat akses ke 74 orang itu sebelum mereka ditempatkan di pesawat tersebut dan diterbangkan pulang dan belum jelas apakah ada di antara mereka penasehat hukum yang mendampingi.
Deportasi itu merupakan yang paling terbaru oleh Kamboja atas permintaan Beijing. Kamboja adalah salah satu sekutu terdekat China di Asia Tenggara.
Pada 2009, Kamboja memulangkan 20 orang etnis minoritas Uighur, kawasan Xinjiang yang bermasalah di bagian barat jauh China, kendati ada keberatan dari badan pengungsi PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia. Mereka mengkhawatirkan keselamatan orang-orang Uighur itu jika dipulangkan.
Tahun lalu Kamboja memulangkan 13 warga Taiwan yang dicari atas tuduhan-tuduhan penipuan ke daratan China kendati Taipei menentangnya.
Taipei telah menuding Beijing "menculik" para warganya dari negara-negara yang tidak mengakui pemerintah di pulau itu, seperti Kamboja.
Uk Heisela mengatakan lebih 500 orang tersangka yang terlibat penipuan telah dideportasi ke China dalam beberapa tahun terakhir.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017