Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman di Surabaya, Kamis mengatakan keputusan ini diambil lantaran pergerakan jumlah pendaftar yang masuk secara daring terlihat belum signifikan di hari terakhir, Kamis (6/7).
"Kami sudah konsultasi dengan Pak Gubernur dan disetujui menggunakan opsi penambahan pagu yang kedua yakni dengan membuka kembali PPDB pada Senin mendatang," tutur Saiful.
Saiful menjelaskan, jadwal ini dibuka setelah sekolah membuka proses daftar ulang bagi pendaftar yang telah diterima pada PPDB tahap pertama kemarin.
"Hanya ditambah satu hari dan tetap menggunakan pertarungan nilai Ujian Nasional murni," tutur dia.
Saiful mengatakan, yang membedakan PPDB tahap dua ini tidak lagi menggunakan mekanisme zonasi yang berarti siswa boleh mendaftar ke sekolah mana saja. "Yang dibuka perpanjangan hanya sekolah yang belum memenuhi pagu saja," ujar Saiful.
Sementara terkait hasil PPDB SMA/SMK, Saiful memastikan akan langsung diumumkan hari ini. Para siswa yang telah diterima diimbau untuk segera melakukan daftar ulang mulai hari ini hingga besok, Sabtu (8/7).
"Yang sudah diterima tidak bisa ikut pemenuhan pagu. Namanya sudah dikunci secara sistem dan tidak bisa dicabut," kata Saiful.
Saiful menegaskan dalam pelaksanaan daftar ulang sekolah tidak menarik uang sepeser pun. Sebab, segala proses dalam PPDB ini diberikan secara gratis untuk masyarakat.
"Tidak ada biaya pendaftaran dan sekolah juga tidak boleh meminta bayar SPP langsung di awal hari pertama sekolah," tutur dia.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Hudiyono mengungkapkan, secara umum jumlah peminat SMK sudah cukup tinggi. Hanya saja, sebaran pendaftar terpusat di beberapa jurusan yang dianggap masyarakat lebih menjanjikan peluang kerjanya.
Hudiyono mencontohkan, jumlah pagu SMK total di Surabaya sebanyak 6.153 kursi dan pendaftarnya hingga pukul 18.00 WIB mencapai 6.736 siswa. Di Sidoarjo, jumlah pagu total SMK tersedia 1.954 kursi dan peminat SMK total sebanyak 3.925 siswa.
"Di daerah lain juga seperti itu trend-nya. Pendaftar SMK terpusat di beberapa jurusan favorit," tutur Hudiyono
Sepinya sejumlah jurusan diakui Hudiyono karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peluang kerja yang ada. Padahal, jurusan tersebut sebenarnya justru banyak dibutuhkan.
"Karena itu kita akan dorong sekolah untuk pro aktif memberi pemahaman pada masyarakat dan mempromosikan inovasi-inovasinya," kata dia.
Pewarta: Indra/Willy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017