"Saya harus memberi selamat Presiden Indonesia, satu-satunya pemimpin G20 yang memiliki inisiatif untuk membuat video blog," ujar MacArthur saat ditemui dalam perayaan 150 Tahun Konfederasi Kanada di Jakarta, Rabu malam.
Menurut dia, vlog yang sempat mengejutkan warga Kanada itu menunjukkan kedekatan kedua pemimpin negara yang telah beberapa kali bertemu dalam pertemuan internasional seperti KTT APEC dan KTT G20 2015.
Kedekatan tersebut bukan tanpa alasan, karena sebagai negara-negara berkekuatan menengah yang masih menggantungkan ekonominya pada sumber daya alam, Indonesia dan Kanada harus belajar dari satu sama lain.
"Saya sangat senang untuk mengatakan bahwa Presiden (Jokowi) dan Perdana Menteri (Trudeau) dapat menghabiskan waktu bersama. Itu sangat baik untuk hubungan kedua negara, juga untuk hubungan Kanada dan ASEAN karena Indonesia adalah kekuatan dinamis regional," kata MacArthur mengomentari vlog Jokowi.
Vlog berjudul #JKWVLOG Salam dari Justin Trudeau tersebut menampilkan kumpulan foto Presiden Jokowi saat berdiskusi maupun berbincang santai dengan Trudeau di sela-sela KTT G20.
"Kali ini saya berada di Hamburg Jerman untuk mengikuti G20 dan sekarang ada pemimpin muda dunia, dari Kanada PM Justin Trudeau," kata Presiden Jokowi dalam vlog yang diunggah di laman Facebook dan YouTube.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga turut tampil dalam video berdurasi 1:12 menit itu, satu frame dengan Jokowi dan Trudeau yang menyapa warga Indonesia.
"Halo teman-teman dari Indonesia, saya Justin Trudeau. Saya di sini dengan Joko dan saya menikmati waktu saya di sini," kata Trudeau dalam bahasa Inggris.
Dalam video itu, Trudeau juga mengatakan Presiden Jokowi telah bekerja keras untuk memastikan kita bersama membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.
Sejak diunggah di laman YouTube sejak 9 Juli lalu, vlog tersebut telah dilihat lebih dari 356 ribu orang.
Selain Trudeau, Jokowi juga telah merekam kegiatannya dalam bentuk vlog bersama pemimpin negara lain seperti Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017