Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Kamis, mengatakan kerja sama dengan Karpowership mencakup pembangunan kapal pembangkit listrik yang nantinya dapat digunakan di Indonesia atau dipasarkan di kawasan Asia Pasifik.
Selain fokus mengerjakan proyek kapal pembangkit listrik, PAL Indonesua juga akan memprioritaskan penyelesaian pesanan kapal Landing Platform Dock (LPD) dan kapal cepat rudal (KCR) dari TNI Angkatan Laut RI
"Yang sudah pasti itu empat kapal dari Karpowership, kemudian kami masih menunggu dari Angkatan Laut kita. Insya Allah ada dua LPD lagi, mungkin ada KCR 60 meter juga," katanya.
Budiman mengatakan perusahaan memprioritaskan pengerjaan pesanan perusahaan Turki dan pesanan dalam negeri dulu, baru mengerjakan pesanan negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia.
"Itu jadi prioritas utama kita, baru ke negara-negara tetangga," katanya.
Budiman, yang memimpin perusahaan sejak April, menuturkan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara juga telah menyampaikan minat untuk memesan kapal dari PAL Indonesia.
Militer Filipina telah memesan dua kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) sepanjang 123 meter dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS atau setara Rp1,1 triliun.
Filipina juga disebut tengah melakukan pembicaraan untuk pemesanan tambahan dua unit SSV ditambah satu unit SSV Hospital Ship dan dua unit KCR 60 meter.
"Itu jadi daya tarik, magnet buat negara-negara ASEAN lainnya. Contohnya Malaysia menginginkan LPD sepanjang 163 meter, lebih besar dan bisa dimuati tiga helikopter on deck, dua di dalam hanggar. Jadi seperti helicopter carrier (pembawa helikopter)," katanya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017