Kedua perempuan dari partai yang beroposisi tersebut saling mencekik saat puluhan rekan mereka mendorong dan berteriak, sambil mencoba melerai mereka di ruangan utama saat berlangsungnya sidang kajian sebuah proyek infrastruktur besar.
Partai oposisi Kuomintang menentang rencana itu, mengatakan proyek itu berpihak kepada kota-kota dan wilayah yang setia kepada Partai Progresif Demokrat (DPP) yang mengusung Tsai, dan dirancang untuk mengamankan dukungan kepada DPP jelang pemilu regional tahun depan.
Proyek itu mencakup jalur kereta api ringan, fasilitas pengendalian banjir dan energi hijau.
Sejumlah kritik juga mempertanyakan apakah biaya besar senilai 420 miliar dolar Taiwan atau sekitar Rp184,6 miliar untuk proyek tersebut, memang berguna.
Sidang kajian ditangguhkan menyusul pertengkaran tersebut, saat legislator Kuomintang menduduki podium. Sidangnya diduga akan dilanjutkan Kamis siang waktu setempat.
Popularitas Tsai turun menjadi di bawah 40 persen dari hampir 70 persen saat dia mulai menjabat pada Mei tahun lalu saat pemerintahannya berusaha mengatasi berbagai masalah kontroversial, mulai dari pernikahan gay hingga reformasi pensiun dan peradilan.
Gelombang protes meletus di luar parlemen pada April ketika penentang reformasi pensiun menyerang politisi dan bentrok dengan polisi, mendorong Tsai untuk meminta ketenangan dan pengekangan.
Parlemen juga mengalami kekacauan akhir tahun lalu, ketika anggota parlemen oposisi menimbulkan keributan, saat aktivis buruh memprotes pemotongan liburan yang diusulkan, demikian AFP.
Penerjemah:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017