Peneliti LIPI yang juga Pendamping Kebun Raya Biologi Wamena, Soekarno di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan budi daya bunga sakura hanya bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat Papua tentang tumbuhan itu.
"Proses budi daya di pembibitan sudah 50 persen tumbuh. Untuk ditanamnya belum kami coba. Pembibitan dari luar Papua dan kita datangkan ke pembibitan masih di dalam polibag," kata Soekarno.
Menurut dia, pada saat tertentu seluruh daun tumbuhan sakura akan gugur dan hanya tersisa bunga yang sangat indah.
"Beberapa jenis tumbuhan yang kami bawa ke Wamena itu lebih ke spesifik tanaman hias yang tidak ke invasif, misalnya sakura," katanya.
Selain sakura, LIPI juga mengembangkan beberapa tanaman luar Papua misalnya anggur Brazil (myrciaria cauliflora) dan kayu hitam (diospyros celebica).
"Bunga Sakura itu kan dari Jepang, tetapi yang kami bawa itu hasil budi daya dari Cibodas, Jawa Barat. Sementara tanaman dari Indonesia yang kami kembangkan di sini juga ada, misalnya kayu hitam," katanya.
Menurut dia, LIPI selalu berhati-hati agar tanaman yang dibawa dari luar Papua tidak berdampak negatif terhadap tumbuhan khas setempat.
"Ada beberapa contoh jenis tanaman dari luar yang coba kami budi daya di sini, tetapi tidak dalam tujuan khusus karena takutnya menjadi tumbuhan invasif. Maksudnya tumbuhan luar yang merasuki tumbuhan di sini untuk mematikan tumbuhan yang ada di sini," katanya.
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017