Pelajar Papua tersebut akan mengikuti pendidikan dan pelatihan selama seminggu dimulai dari Tanggal 18 sampai 24 Juli 2017. Kegiatan ini sebagai wujud tanggung jawab bersama akan pentingnya pembinaan kesadaran bela negara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Diklat Bela Negara ini mengangkat tema "Melalui Kader Muda Bela Negara Kita Wujudkan Generasi Emas Menuju Indonesia Emas 2045".
Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara ini merupakan kerja sama Kementerian Pertahanan dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Ini merupakan kegiatan Diklat Kader Muda Bela Negara bagi Orang Asli Papua (OAP) program afirmasi pendidikan tinggi (ADik) Tahun 2017," kata Kabadiklat Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin.
Hartind mengatakan Diklat Bela Negara tersebut dibuka secara resmi oleh Menristekdikti Mohammad Nasir.
Diklat Bela Negara Program ADik ini sesuai dengan ketentuan umum Program ADik yaitu program keberpihakan pemerintah kepada putera-puteri asal daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) dan Orang Asli Papua untuk memperoleh pendidkan tinggi di Perguruaan Tinggi Negeri (PTN).
"Peserta Diklat Program ADik-Orang Asli Papua merupakan para mahasiswa yang berangkat dari delapan kabupaten atau kota Papua seperti Jayapura, Biak, Wamena Merauke, dan Papua Barat seperti Manokwari, Sorong, Kaimana, dan Fakfak," katanya.
Selain Menristekdikti, Diklat Bela Negara bagi OAP juga dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Yambise yang akan memberikan pengarahan.
Pada hari kedua Rabu (19/7), Diklat Bela Negara Program ADik-OAP rencananya akan dibuka kembali oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.
Peserta Diklat Bela Negara sebelumnya berjumlah 1.000 orang pelajar, tetapi menjelang pembukaan ada penambahan sebanyak 31 orang, sehingga total peserta melebihi kuota yakni 1.031 orang.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017