• Beranda
  • Berita
  • Korea Utara luncurkan website pariwisata untuk tarik turis

Korea Utara luncurkan website pariwisata untuk tarik turis

19 Juli 2017 16:19 WIB
Korea Utara luncurkan website pariwisata untuk tarik turis
Foto pemandangan Danau Samji, sekitar lima kilometer utara Samjiyon County di Provinsi Ryanggang, Korea Utara, yang dipasang di situs web DPR Korea Tour. (DPR Korea Tour)
Seoul, Korea Selatan (ANTARA News) - Dinas pariwisata Korea Utara meluncurkan website yang menawarkan berbagai pilihan liburan mulai dari berselancar hingga memanen padi untuk menarik kedatangan turis.

Situs web DPR Korea Tour yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Nasional Korea Utara menggambarkan negara yang menjadi sasaran sanksi karena program nuklirnya itu sebagai tujuan wisata.

Situs web tersebut menawarkan paket perjalanan ke berbagai penjuru Korea Utara termasuk ibu kota Pyongyang dan berbagai "wisata tematik" seperti tur selancar, tur kereta, tur sepeda dan tur arsitektur bagi pelancong yang menginginkan sesuatu yang tidak biasa.

Pengunjung diajak melihat pantai di pesisir timur Korea Utara, termasuk Pantai Majon Bathing yang sangat populer sebagai lokasi berselancar karena kondisi yang mendukung dan airnya yang jernih.

Situs web tersebut juga menyediakan informasi dasar seputar perjalanan seperti jalur udara dan kereta api dan cara berkeliling Pyongyang menggunakan transportasi massal seperti taksi dan bus.

Meski demikian situs tersebut tidak memungkinkan pengguna melakukan pemesanan tur wisata langsung dan tidak menyediakan daftar agen perjalanan asing yang menawarkan wisata ke Korea Utara.

Situs web dalam bahasa Korea, Inggris, Mandarin, Rusia dan Jepang yang bisa ditemukan di  tourismdprk.gov.kp juga menampilkan organisasi-organisasi pariwisata dan kontaknya serta kiat melakukan perjalanan ke Korea Utara.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Korea Utara, mengutip "risiko serius penangkapan dan pemenjaraan jangka panjang."

Enam belas warga Amerika Serikat telah ditahan di Korea Utara dalam satu dekade terakhir, termasuk mahasiswa Otto Warmbier (22) yang dipenjara karena didakwa mencuri spanduk propaganda di hotel dan kemudian dipulangkan dalam kondisi koma pada Juni dan meninggal beberapa hari setelahnya.

Kanada, Australia dan Selandia Baru termasuk negara yang memberikan peringatan serupa menurut warta kantor berita AFP. (ab/)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017