"Selain mengembangkan konversi batu bara menjadi gas dan energi mikrohidro dari aliran sungai, kami sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah," kata Direktur Utama Tentaminarto Tri Februartono ketika mengunjungi Kantor LKBN Antara di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan hasil dari pembangkit tersebut akan dialirkan langsung kepada masyarakat melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Tenta sapaan akrabnya, tidak menjelaskan secara detail berapa investasi yang dibutuhkan, namun karena masih dalam tahap pengembangan serta membutuhkan teknologi modern, biaya yang dihabiskan berkali lipat daripada pembangkit biasa.
Sementara itu, Direktur Operasi PI Energi Kuntari Wahyuningdyah menjelaskan lebih detail bahwa kapasitas sampah yang diperlukan sekitar 1.000 ton per hari.
"Kalau kapasitas energinya kami targetkan sekitar 10 MW, karena memang masih kecil kapasitasnya," kata Tata sapaan akrab Direktur Operasional PI Energi.
Untuk konversi dari gas ke batu bara, PI Energi sebagai pemasok energi untuk industri, kini mengembangkan tenaga listrik dari batu bara menjadi gas atau gasifikasi untuk efisiensi pasokan energi kepada pabrik pupuk.
"Harga gas semakin mahal, dan kontrak jangka panjang susah didapatkan sehingga kami memiliki terobosan baru. Khusus unit utilitas kami konversi bahan bakar dari gas ke batu bara," kata Tata.
Pasokan gas ke seluruh industri pupuk pada 2017 sudah mencapai 900 mmbtu, padahal kebutuhan semuanya adalah 1.000 mmbtu gas. "Memang masih ada batasan, belum semuanya bisa kami penuhi, kami harus mulai berinovasi," katanya.
(Baca: PLTGU Tambak Lorok dijadwalkan beroperasi pertengahan 2020)
(Baca : Mahasiswa Unair ciptakan kincir air tenaga magnet)
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017