Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang, Reni Yusneli, mengatakan para pengusaha pariwisata asal Thailand dan Singapura itu dibawa Bank Indonesia untuk menyaksikan Festival Penyengat pada 22-24 Juli 2017.
"Festival Penyengat bekerja sama dengan Bank Indonesia dan pihak ketiga lainnya untuk menyukseskan kegiatan tersebut," katanya di Tanjungpinang, Rabu.
Reni menjelaskan seluruh pengusaha pariwisata yang diundang memiliki jaringan yang kuat dalam mengembangkan sektor pariwisata. Bahkan mereka juga bekerja sama dengan sejumlah komunitas yang bergerak dibidang pariwisata.
Kekuatan dalam pengembangkan sektor pariwisata ternyata tidak hanya pada kemasan, melainkan juga promosi. Jaringan yang kuat akan mempermudah Pemerintah Tanjungpinang untuk mempromosikan sejumlah objek wisata yang menarik.
"Mereka (pengusaha pariwisata Thailand dan Singapura) memiliki manajemen yang baik dalam mengembangkan sektor pariwisata. Itu sudah terbukti," ucapnya.
Reni juga merasa tertarik dengan strategi Thailand dalam mengembangkan sektor pariwisata. Pengusaha Thailand mampu menyulap kawasan yang tidak menarik, tetapi ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.
"Ini harus dipelajari. Kampanye yang baik, meluas, akan membuahkan hasil yang positif untuk daerah," ucapnya.
Terkait Festival Penyengat, Reni menjelaskan sejumlah kegiatan telah dipersiapkan. Kegiatan itu berhubungan dengan budaya lokal, kreativitas dan permainan rakyat yang menarik.
Budaya lokal yang akan ditampilkan dalam kegiatan itu antara lain, pantun, membaca Gurindam 12, syair, puisi, kompang dan karnaval yang berhubungan dengan kebudayaan melayu.
Sedangkan permainan rakyat antara lain pukul bantal, tangkap bebek, gasing, dan lomba dayung sampan. Kegiatan ini diikuti oleh warga lokal.
Dalam Festival Penyengat juga menyajikan lomba melukis yang pesertanya adalah pelajar SD, sedangkan lomba mewarnai diikuti oleh anak-anak TK dan PAUD.
"BI juga menyelenggarakan video pendek tentang Pulau Penyengat," katanya.
Ia menjelaskan Pulau Penyengat diyakini akan menarik perhatian para wisatawan mancanegara. Daya tarik pulau itu terdapat pada situs bersejarah Kerajaan Melayu Riau-Lingga.
"Ada masjid yang usianya ratusan tahun, makam para raja dan situs bersejarah lainnya," tuturnya.
Pewarta: Nikolas
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017