"Kapal Wanderlust menjadi target operasi empat negara selama dua bulan," kata Sri Mulyani di Polda Metro Jaya Kamis.
Bahkan Sri Mulyani menyatakan Presiden Joko Widodo memerintahkan aparat penegak hukum untuk menangkap kapal yang menjadi buronan tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengungkapkan penyidik kepolisian memeriksa alat radar kapal tersebut untuk memastikan rute hingga berlabuh ke Perairan Selat Sunda Banten.
Polisi juga akan memeriksa seluruh isi kapal tersebut untuk memastikan barang bukti yang berada di kapal asal Taiwan itu.
Sementara itu, Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Polisi Arman Depari mengungkapkan negara yang dilintasi kapal itu telah diinformasikan dugaan membawa sabu sebanyak 1.000 kilogram itu.
Arman menambahkan negara di Asia Tenggara yang menerima informasi dan dilintasi Kapal Wanderlust yakni Thailand, Singapura, Malaysia, Indonesia dan Myanmar.
Berdasarkan informasi, sabu berbobot satu ton itu diduga diproduksi jaringan narkoba internasional di Sungai Mekong.
Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya dan Polres Kota Depok menembak mati bandar utama sabu satu ton asal Taiwan Lin Ming Hui, namun menangkap hidup tiga orang lainnya yakni Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu dan Hsu Yung Li di Dermaga Hotel Mandalika Anyer Serang Banten pada Rabu (12/7) malam.
Dari keterangan tersangka, sabu itu dikirim melalui jalur laut menggunakan Kapal Wanderlust yang berhasil diamankan petugas Bea Cukai di perairan Tanjung Berakit Kabupaten Bintan Kepulauan Riau pada Sabtu (15/7) dinihari.
Selain mengamankan kapal, petugas juga menangkap lima ABK yakni Tsai Chih Hung, Sun Chih-Feng, Kuo Chun Yuan, Kuo Chun Hsiung dan Juang Jin Sheng.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017