Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Dewo Broto Joko di Jakarta, Senin mengatakan pelaksanaan inseminasi buatan ternak pada mayoritas negara berkembang hanya memiliki presentase keberhasilan yang sedikit. Hal tersebut dikarenakan infrastruktur untuk inseminasi buatan yang belum terbangun dengan baik.
Dalam konteks ini, lanjut Dewo Indonesia termasuk negara yang mampu melaksanakan program inseminasi buatan ternak dengan profesional.
"Pengalaman dan pengetahuan Indonesia di bidang inseminasi buatan dapat dibagikan kepada Suriname, mengingat Suriname dan Indonesia mempunyai hubungan yang unik," ujar Dewo.
Bappenas bekerja sama dengan Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan "Strengthening Indonesia-Suriname Development Cooperation through Reverse Linkage Program Knowledge Sharing on Agriculture Development and Artificial Insemination for Cattle" pada 24-27 Juli 2017 di Jakarta dan Malang.
Kegiatan knowledge sharing tersebut merupakan implementasi dari nota kesepahaman (MoU) "reverse linkage" antara Pemerintah Indonesia dengan Islamic Development Bank (IsDB), yang mana salah satu bentuknya Pemerintah Indonesia akan memfasilitasi wakil dari Suriname untuk mempelajari pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan itu sendiri adalah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pembangunan bidang pertanian dan peternakan Indonesia kepada Kementerian Pertanian Suriname.
"Selain itu, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kerja sama pembangunan antara Suriname dan Indonesia, khususnya di bidang pertanian," ujar Dewo.
(Baca: Suriname gerbang ekspor IKM Indonesia ke Amerika)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017