Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berkomitmen akan mencairkan anggaran penyelenggaraan Raimuna 2017 sebesar Rp10 miliar meskipun belum ada pertemuan dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault terkait indikasi dukungan kepada Hizbut Tahrir Indonesia.Persoalan individu maupun unsur-unsur yang memungkinkan anti-Pancasila akan kita kembalikan ke mekanisme. Kami akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga yang lain
"Ada agenda besar Pramuka, Raimuna 2017. Kami ingin acara itu sukses dan berjalan baik. Kami akan segera mencairkan anggaran Raimuna 2017 sebesar Rp10 miliar," kata Menpora dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Menpora menjelaskan Raimuna harus menjadi kawah candradimuka serta ikrar menjadi manusia Pancasila sehingga pencairan anggaran Raimuna 2017 menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap gerakan Pramuka.
"Pemerintah harus memilih dan memilah mana isu yang terkait individu dan oraganisasi," kata Menpora.
Pemerintah, lanjut Menpora, telah melakukan langkah-langkah selektif dan hati-hati menyesuaikan dengan mekanisme yang sedang dirancang baik oleh individu ataupun organisasi kemasyarakatan yang bertentangan dengan Pancasila.
"Persoalan individu maupun unsur-unsur yang memungkinkan anti-Pancasila akan kita kembalikan ke mekanisme. Kami akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga yang lain," ujar Menpora.
Namun, Menpora menegaskan persoalan terkait internal Gerakan Pramuka akan diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme internal organisasi Pramuka. "Mereka punya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sendiri," katanya.
Pada Selasa (25/7), Menpora memastikan belum melakukan penjadwalan pertemuan dengan Adhyaksa Dault menyusul kesibukannya terkait pembahasan anggaran kementerian hingga persiapan SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Menpora juga akan tetap berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) maupun Kementerian Dalam Negeri terkait indikasi dukungan Adhyaksa Dault terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) itu.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017