Pasien gagal jantung tidak boleh setop obat

29 Juli 2017 15:39 WIB
Pasien gagal jantung tidak boleh setop obat
Ilustrasi Masalah Jantung (inran.it)

Pelan-pelan jantung yang lemah jadi baik lagi. Bertahun-tahun. Makanya enggak mungkin setop obat."

Jakarta (ANTARA News) - Ahli kesehatan mengingatkan mereka yang mengalami gagal jantung tidak boleh menghentikan asupan obatnya. 

"Kalau berhenti obat, akan rawat ulang lagi, biaya besar. Coba misalnya pakai daun tertentu karena dengar isu dari tetangga, dapatnya bisa gagal ginjal, cuci darah ujungnya. Jangan stop obat," ujar Spesialis jantung dari RS Harapan Kita, Prof. DR.dr Bambang Budi Siswanto, MD, FIHA di Jakarta, Sabtu. 

Bambang menjelaskan, obat berguna meringankan beban kerja jantung melalui sistem molekular biologi sehingga perlahan jantung yang lemah bisa membaik. Tentu hal ini membutuhkan waktu lama, bisa bertahun-tahun. 

"Pelan-pelan jantung yang lemah jadi baik lagi. Bertahun-tahun. Makanya enggak mungkin setop obat," tegas dia. 

Obat yang dikonsumsi pun tak cukup satu jenis, melainkan lima. Oleh karenanya harga obat pasien gagal jantung relatif tidak murah dan inilah yang menjadi salah satu alasan pasien tak patuh meminum obat. 

Bambang tak menyarankan pasien membeli obat tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter karena penentuan dosis menjadi wewenang dokter demi menghindari efek samping seperti hipotensi dan gagal ginjal. 

"Beli resep sendiri, makanya hipotensi. Dokter akan periksa dulu. Dosis bisa diatur oleh dokter," tutur dia. 

Selain obat-obatan, menerapkan gaya hidup sehat yakni pola makan sehat, mengurangi stres, cukup asupan air, melakukan aktivitas fisik yang cukup juga perlu dilakukan pasien. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017