Gus Sholah dorong pesantren budidaya ikan lele

29 Juli 2017 19:44 WIB
Gus Sholah dorong pesantren budidaya ikan lele
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif) ()
Jombang (ANTARA News) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid mendorong pesantren untuk ikut budidaya ikan air tawar, salah satunya ikan lele sebagai upaya meningkatkan konsumsi protein khususnya untuk para santri.

Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid mengemukakan, pondok pesantren harus ikut berperan aktif mengkampanyekan budaya makan ikan di tengah masyarakat. Terlebih lagi, saat ini konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih belum setinggi rata-rata konsumsi protein di negara-negara lainnya.

"Santri turut berperan aktif mengkampanyekan budaya makan ikan di tengah masyarakat. Salah satu caranya untuk meningkatkan budidaya perikanan air tawar berbasis pesantren, dengan meningkatkan budaya makan ikan. Ini diharapkan akan turut meningkatkan konsumsi protein masyarakat," kata Gus Sholah dalam rilis yang diterima, Sabtu.

Ia mengatakan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, sudah mulai melakukan budidaya ikan air tawar, yaitu pembesaran lele dengan sistem bioflok. Budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dinilai sangat menjanjikan. Dimana, per meter persegi bisa menghasilkan ikan 1 ton.

Sistem bioflok ini di nilai efektif dan mampu mendongkrak produktivitas, karena dalam kolam yang sempit dapat di produksi ikan lele yang lebih banyak, biaya produksi berkurang dan waktu yang relatif lebih singkat jika di bandingkan dengan budidaya secara konvensional.

Bahkan, Ia juga telah memberikan pelatihan pembesaran ikan lele dengan sistem bioflok tersebut. Kegiatan itu dipusatkan di Gedung Diklat Pesantren Tebuireng II di Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, yang diikuti oleh peserta dari beberapa pondok pesantren di Kabupaten Jombang. Pelatihan tersebut juga merupakan kerjasama antara Pesantren Tebuireng dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan menghadirkan instruktur dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi.

Pelatihan itu, kata Gus Sholah, juga menindaklanjuti anjuran dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang berkunjung November 2016 ke Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang.

"Saat itu, Bu Susi mengajak Pesantren Tebuireng untuk turut berperan aktif membantu pemerintah dalam kampanye budaya makan ikan dan menantang para santri untuk merintis usaha budidaya ikan air tawar," kata Gus Sholah.

Sementara itu, Nyai Farida, istri dari Gus Sholah mengatakan banyak manfaat yang diperoleh dengan budidaya ikan lele ini. Salah satunya, kebutuhan dapur untuk para santri di pesantren bisa tercukupi dari hasil panen budidaya sendiri.

"Minimal, hasil budidaya ikan lele ini nanti harus bisa memenuhi kebutuhan jasa boga di pesantren. Jadi, pondok tidak perlu lagi memesan ikan lele dari luar," kata Nyai Farida.

Mudir Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Lukman Hakim mengatakan, saat ini di Pesantren Tebuireng saat juga sedang menyiapkan 24 buah kolam lele berdiameter tiga meter bantuan dari KKP. Kolam itu akan dikelola untuk usaha ikan lele yang dikelola dengan sistem bioflok. Jumlah itu juga semakin menambah jumlah kolam yang ada saat ini.

"Mulai awal Agustus, akan ada 40 kolam yang dikelola untuk usaha budidaya ikan lele," ujarnya.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko/ Asmaul Chusna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017