"Kami menolak adanya taksi berbasis aplikasi. Mereka sangat banyak dan seenaknya mengambil penumpang," kata seorang peserta aksi Hendra di Batam Centre, Kota Batam, Rabu.
Para sopir tersebut melakukan aksi sejak sekitar pukul 05.30 WIB dengan cara memarkirkan kendaraan mereka disepanjang jalan antara Kantor Pemerintah Kota dan DPRD Batam hingga jalan-jalan lain kawasan tersebut.
Peserta aksi juga membentangkan spanduk bertuliskan "Aksi Penolakan Taksi Aplikasi Kota Batam, dimanakan keberadaan siluman ini BROOO...."
Sopir yang ikut menggelar aksi diantaranya taksi resmi di Kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Pelabuhan Umum Telaga Punggur, Pelabuhan Domestik Sekupang, Pelabuhan Internasional Batam Centre.
"Jumlah mereka (taksi berbasis aplikasi) di Kota Batam sangat banyak. Secara otomatis penghasilan kami sebagai sopir taksi resmi yang mengikuti aturan pemerintah berkurang terus," kata dia.
Meskipun aksi ratusan sopir sudah dilakukan sejak pagi, namun hingga saat ini mereka masih bertahan disekitar pusat pemerintahan Kota Batam.
"Kami akan bertahan sampai ada penegakan hukum terhadap taksi-taksi aplikasi itu," kata peserta lain, Gusti.
Ia meminta agar pemerintah menertibkan keberadaan taksi aplikasi yang ada di Kota Batam.
Pada selasa, Dinas Perhubungan Kota Batam dan Satlantas Polresta Barelang sudah melakukan razia terhadap taksi berbasis aplikasi di Kota Batam. Beberapa taksi terjaring dalam aksi tersebut termasuk di depan Kantor Imigrasi Batam.
Razia tersebut juga memicu kemarahan dari sopir taksi berbasis aplikasi yang pada Selasa siang mendatangi kantor Dimas Perhubungan Kota Batam mempertanyakan alasan dilakukan razia tersebut.
Pantauan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam tidak ada satupun Port Taxi, taksi dengan warna biru yang selama ini melayani penumpang dari bandara tersebut.
Pewarta: Larno
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017