10 pejuang lingkungan terima Kalpataru

2 Agustus 2017 13:00 WIB
10 pejuang lingkungan terima Kalpataru
Arsip Foto. Para penerima penghargaan kalpataru mengikuti prosesi acara peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia 2014 di Jakarta, Kamis (5/6). (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyerahkan 10 penghargaan Kalpataru kepada perintis, pengabdi, penyelamat dan pembina lingkungan pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 di Manggala Wanabakti Jakarta, Rabu.

Anuar dari Sumatera Selatan dan Agus Bei dari Kalimantan Timur menerima Kalpataru kategori Perintis Lingkungan; sementara Mahariah dari DKI Jakarta dan Heri Supriyatna dari Jawa Barat menerima penghargaan Kalpataru kategori Pengabdi Lingkungan.

Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan diberikan kepada Kelompok Pelestarian Penyu Kurnia Asih Desa Peracak dari Bali, Kelompok Nelayan Samudera Bakti dari Jawa Timur, Kelompok Masyarakat Pengawas Danau Lindung dari Kalimantan Barat dan Kelompok Pecinta Alam Isyo Hill's Repang Muaif dari Papua.

Sedang Saptono Tanjung dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lefrand Adam Singal dari Kalimantan Utara menerima penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan.

Saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo setelah menerima Kalpataru, Anuar menuturkan bahwa dia telah menanam jutaan mangrove dengan luas area tanam hingga ratusan ribu hektare di pesisir Sumatera Utara.

Tidak hanya menanam, Anuar juga menjual bibit mangrove yang dia kembangkan hingga ke berbagai wilayah di Pulau Sumatera.

"2013, saya jual ke Aceh sebanyak 5.480 juta bibit mangrove. Saya jual juga ke Mandailing Natal, Nias, Sumatera Barat dan Bangka Belitung," katanya.

Sementara Alex dari Kelompok Pecinta Alam Isyo Hill's Repang Muaif dari Papua menceritakan bagaimana kelompoknya merawat hutan 19 hektare yang menjadi habitat Cenderawasih.

"Kami awasi Cenderawasih supaya yang lain bisa lihat langsung di hutan. Banyak yang tidak tahu jenis-jenis Cenderawasih, kita awasi supaya tidak hilang," ujar dia.

Tidak hanya menjaga hutan dan mengatasi Cenderawasih, menurut Alex, kelompoknya juga mengajak para ibu di sekitar hutan tersebut membuat noken serta membuka sekolah alam yang mengajarkan bahasa daerah dan bahasa Inggris.

Selain sepuluh Kalpataru, ada 16 penghargaan Adipura, enam Adipura Kencana, 24 Adiwiyata, dan sembilan Niwarsita Tantra kepada perorangan, kelompok, kepala daerah dan sekolah yang ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017, Presiden menegaskan bahwa sejak awal masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan alam dan bahwa alam merupakan bagian dari identitas manusia Indonesia.

"Kita satu kesatuan dengan alam," kata Presiden.


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017