Paus Fransiskus ingin menyembuhkan keretakan hubungan yang sudah berlangsung puluhan tahun dengan China, tempat umat Katholik terbagi antara mereka yang loyal kepada dia dan mereka yang memilih gereja resmi yang dikendalikan pemerintah.
Pada Juni, China menyatakan menentang campur tangan dari luar dalam urusan internalnya setelah Vatikan menyampaikan keprihatinan tentang uskup Tiongkok yang katanya "dicopot".
Berbicara di Beijing, tempat dia menghadiri konferensi pencangkokan organ, Kepala Akademi Ilmu Kepausan Vatikan Monsinyur Marcelo Sanchez Sorondo menyampaikan iktikad baik Paus menurut warta koran pemerintah Global Times.
"Paus Fransis cinta China dan mencintai orang-orang China, sejarah dan penduduknya. Kami harap China bisa memiliki masa depan yang hebat," kata Sorondo sebagaimana dikutip Global Times.
Pada Februari, Menteri Luar Negeri China meremehkan kehadiran pejabat tinggi kesehatannya dalam konferensi Vatikan mengenai perdagangan organ, mengatakan itu mungkin tidak berkait dengan hubungan dua arah.
Kendala untuk memperbaiki hubungan keduanya adalah pertanyaan mengenai siapa yang harus melakukan penunjukkan klerus senior di China.
China menyatakan para uskup harus ditunjuk oleh komunitas Katholik China dan menolak menerima otoritas paus, yang dilihat sebagai kepala negara asing yang tidak berhak mencampuri urusan di China.
Kedua pihak sudah berselisih sejak pengusiran misionaris asing dari China setelah Komunis berkuasa pada 1949.
Sumber friksi lainnya adalah hubungan Vatikan dengan Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang tidak patuh yang bisa diambil kembali jika perlu, demikian menurut warta kantor berita Reuters.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017