"Beasiswa yang diberikan ini untuk meringankan beban keluarga yang kurang mampu dari kalangan mualaf serta membentengi aqidah mereka," kata Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, T Sulaiman di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan 35 siswa mualaf penerima beasiswa penuh tersebut merupakan siswa tingkat SLTP dan SLTA yang telah lulus verifikasi dan di sekolahkan di pesantren Daruzzahidin Aceh Besar dan Islamic Solidarity School (ISS) Jantho.
Menurut dia bantuan yang diberikan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap para keluarga mualaf dalam meringankan beban ekonomi mereka dan juga bentuk pemberdayaan mualaf di sektor pendidikan yang berasal dari keluarga miskin.
Ia menyebutkan untuk program tersebut pada tahun 2017 Baitul Mal Aceh menganggarkan dana zakat sebesar Rp400 juta. Dana tersebut diperuntukkan menanggung biaya masuk, SPP, uang bulanan, perlengkapan sekolah seperti seragam dan perlengkapan alat tulis.
"Semua mereka saat ini sudah masuk pesantren, kita berharap mereka serius mengikuti program ini dan sukses di masa mendatang," katanya.
Ia menambahkan, program pemberdayaan mualaf melalui pendidikan ini merupakan program rutin Baitul Mal Aceh setiap tahunnya yang bertujuan memutuskan mata rantai kemiskinan di Aceh.
"Setiap tahun kita surati Baitul Mal Kabupaten/kota untuk mengirimkan data anak-akan mualaf di daerah rawan aqidah untuk kita verifikasi," katanya.
Adapun daerah-daerah yang tergolong rawan aqidah menurut Dewan Pertimbangan Syariah Baitul Mal Aceh yaitu Simeulue, Singkil, Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Tamiang.
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017