"Ledakan pertumbuhan penduduk ini tidak dapat dielakkan, tapi hanya dapat diredam sedikit," kata Hasan, ketika menyampaikan materi sosialisasi empat pilar pada acara Musyawarah Kerja Kongres Wanita Indonesia, di Gedung Lemhannas, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, jumlah penduduk Indonesia saat merdeka pada 1945 sekitar 60 juta jiwa, pada 2016 sekitar 245 juta jiwa, dan pada 40 tahun ke depan diperkirakan mencapai 500 juta jiwa.
Pemerintah Indonesia saat ini, katanya, sudah mengimpor bahan pangan dan energi untuk mencukupi kebutuhan penduduk Indonesia secara nasional.
"Pada 40 tahun mendatang, maka kebutuhan pangan dan energi akan semakin tinggi, sementara lahan pertanian semakin mengecil," katanya.
Di sisi lain, kata dia, persaingan global semakin ketat, sehingga menuntut bangsa Indonesia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, guna dapat bersaing dengan negara lain.
Dia memotivasi generasi muda Indonesia untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya dan menguasai teknologi.
"Bangsa Indonesia juga harus saling percaya, baik antar masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemerintah dan sebaliknya," katanya.
Menurut dia, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah muncul, jika para pemimpinnya berlaku adil.
"Supremasi hukum juga ditegakkan secara adil," katanya.
Dia menyatakan, sedih kondisi bangsa Indonesia saat ini yang terjadi pergeseran nilai-nilai dari menjunjung tinggi kearifan lokal menjadi menjunjung tinggi uang.
Menurut dia, saat ini orang kaya lebih dihormati tanpa melihat dari mana memperoleh uang daripada orang jujur dan berlaku adil.
"Uang yang menjadi dewa, dapat membahayakan nasionalisme Indonesia," katanya.
Menurut dia, saat ini orang kaya lebih dihormati tanpa melihat dari mana memperoleh uang daripada orang jujur dan berlaku adil.
"Uang yang menjadi dewa, dapat membahayakan nasionalisme Indonesia," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017