• Beranda
  • Berita
  • BMKG: sejumlah kabupaten di Sumsel rawan karhutla hingga September

BMKG: sejumlah kabupaten di Sumsel rawan karhutla hingga September

10 Agustus 2017 15:02 WIB
BMKG: sejumlah kabupaten di Sumsel rawan karhutla hingga September
Dokumentasi helikopter Bolkow milik BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan dari udara di Desa Babatan Saudagar, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan, Kamis (27/7/2017). Untuk mendukung operasi pemadaman karhutla, BNPB mengerahkan 18 unit helikopter pemboman air (water boombing) di lima provinsi, yakni Riau lima unit, Sumsel lima unit, Kalbar empat unit, Jambi dua unit, dan Aceh dua unit. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Lima kabupaten ini sempat mengalami 20 hari tanpa hujan, jika pun hujan dengan intensitas rendah 0-22 mm/jam, jadi benar-benar kering."

Palembang (ANTARA News) - Sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan berdasarkan prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika SMB II Palembang berkategori rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan hingga September 2017.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Agus Santoso di Palembang, Kamis, mengatakan, kabupaten itu yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Muaraenim, dan Ogan Komering Ulu Timur.

"Lima kabupaten ini sempat mengalami 20 hari tanpa hujan, jika pun hujan dengan intensitas rendah 0-22 mm/jam, jadi benar-benar kering," kata Agus.

Untuk itu, berbagai pihak terkait harus meningkatkan kewaspadaan karena musim kemarau diperkirakan akan mencapai puncak pada Agustus-September 2017. Musim penghujan diperkirakan akan tiba pada Oktober 2017.

Hal ini karena indeks monsoon Asia hingga Juli masih melemah, sementara di Australia justru menguat sehingga angin yang kering dari Australia ini membuat musim kemarau diperkirakan terjadi hingga September.

"Tiga kabupaten malah masuk dalam katagori merah atau sangat rawan terbakar yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir sebelah barat, dan Ogan Komering Ulu Timur," kata dia.

Perkiraan terjadinya hujan masih sangat kecil di tiga kabupaten ini, kecuali untuk kawasan yang berada di sebelah barat dekat kaki pegunungan Bukit Barisan memiliki kemungkinan hujan dengan intensitas rendah. Adanya perlambatan angin di Bukit Barisan memungkinkan terjadinya pengumpulan awan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan Iriansyah mengatakan, terdapat juga satu unit pesawat cassa untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menyemai garam sebanyak 1 ton per hari.

"TMC dilakukan setiap hari, kami merencanakan dua shif setiap hari sehingga disemai dua ton garam setiap hari," kata dia.

Kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Pemulutan, Ogan Ilir, pada 5-7 Agustus 2017 itu telah menghanguskan sekitar 200 hektare.

Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berkaca kejadian hebat pada 2015 yang telah menghanguskan lahan dan hutan sekitar 700 ribu hektare di lima kabupaten.

Pada tahun 2016, Sumsel berhasil menekan kejadian karhutla 97 persen, berkat upaya deteksi dini dan kondisi cuaca yang mengalami kemarau basah.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017