• Beranda
  • Berita
  • Testimoni pembelot Korea Utara: kami dipaksa, kami takut

Testimoni pembelot Korea Utara: kami dipaksa, kami takut

14 Agustus 2017 14:37 WIB
Testimoni pembelot Korea Utara: kami dipaksa, kami takut
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (REUTERS/Kyodo)

Di Korea Utara Anda boleh melakukan apa saja asal bukan mengkritik keluarga Kim

Jakarta (ANTARA News) - Seorang pembelot Korea Utara berkata kepada Sky News bahwa dukungan rakyat negeri itu kepada pemimpinnya, Kim Jong-un, adalah jauh lebih lemah dari gambaran yang selama ini ditampilkan rezim Pyongyang.

Menurut dia, kendati televisi Korea Utara memamerkan puja puji massal rakyat Korea Utara kepada Kim Jong-un, tetapi unjuk kesetiaan rakyat Korea Utara itu terjadi karena dipaksa oleh ketakutan.

Si pembelot meminta namanya dirahasiakan karena anak perempuannya masih berada di Korea Utara dan akan berbahaya jika identitasnya dikenali. Meskipun demikian dia ingin dunia tahu kebenaran mengenai bagaimana sebenarnya hidup di bawah rezim Kim Jong-un.

Dia mengungkapkan kehidupan rakyat Korea Utara makin sulit saja dan diam-diam banyak orang mengkritik pemimpinnya namun tak ada yang berani mengutarakannya di depan publik.

"Jika Anda mengkritik Kim Jong-un maka Anda akan dipenjara dan tidak akan kembali. Di Korea Utara Anda boleh melakukan apa saja asal bukan mengkritik keluarga Kim. Jika Anda tertangkap, meskipun punya uang banyak, Anda tak akan selamat," kata si pembelot.

"Sistem yang mengerikan. (Di kamp-kamp) Anda dipaksa bekerja dan Anda hidup tidak lebih baik dari anjing atau babi. Lebih baik mati," sambung dia.

Sky Sports lalu menunjukkan cuplikan video dari Pyongyang yang memperlihatkan ribuan orang berbaris dalam apel kesetiaan kepada Kim Jong-un di pusat kota itu.

Komentar si pembelot adalah, "Rakyat sipil ini, jika pemerintah berkata mereka mesti hadir, maka mereka akan dikumpulkan oleh sistem, mereka dipaksa untuk hadir, mereka tak punya kebebasan untuk berkata tidak."

"Semua ini untuk Kim Jong-un, semua ini untuk keluarga Kim. Rakyat takut. Di permukaan rakyat seperti terlihat berterima kasih, tetapi tak ada satu pun yang asli."

Dia menyatakan animo rakyat Korea Utara untuk mendapatkan informasi dari luar negaranya semakin tinggi, namun kontrol rezim atas informasi juga semakin ketat.

"Orang-orang khawatir tidak ada lagi tempat di dunia ini yang semiskin Korea Utara. tidak ada lagi negara yang menderita separah rakyat kami.  Kami mengikuti sistem bukan karena kami suka, kami mengikutinya karena kami takut. Tak pernah karena kami menyukainya."

"Bahkan orang militer, kopral atau kapten. Saya pernah ke rumah mereka, mereka hidup miskin.  Sebenarnya kebanyakan orang tidak punya loyalitas. Anda tak bisa mempercayai apa yang ada di televisi, semuanya paksaan."


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017