• Beranda
  • Berita
  • Tersangka pejuang Thailand ubah mobil curian jadi bom

Tersangka pejuang Thailand ubah mobil curian jadi bom

18 Agustus 2017 04:22 WIB
Tersangka pejuang Thailand ubah mobil curian jadi bom
bom mobil (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
Bangkok  (ANTARA News) - Tersangka gerilyawan menyerang penyalur mobil di Thailand selatan dan mengubah dua mobil menjadi bom, kata kepolisian pada Kamis, dengan menambahkan bahwa "angkatan baru" pemberontak bergerak di daerah bergolak itu.

Sekelompok orang menyerang penyalur di propinsi Songkhla di dekat perbatasan dengan Malaysia pada Rabu dan pergi dengan mobil, yang meledak di jalan pedesaan di provinsi tetangganya, Pattani, yang memicu bakutembak, kata polisi.

Bom mobil kedua meledak pada Kamis, merusak bangunan.

Seorang pegawai penyalur mobil, yang disandera, ditembak mati oleh tersangka itu, kata polisi. Salah satu tersangka juga terbunuh.

Kekerasan pemberontakan puluhan tahun di provinsi selatan, yang berpenduduk sebagian suku Melayu di negara dengan warga sebagian besar suku Siam, menewaskan lebih dari 6.600 orang sejak meningkat pada 2004.

Pemberontakan yang telah berlangsung puluhan tahun di provinsi selatan, yang sebagian besar berpenduduk Muslim, di Thailand --negara yang mayoritas penduduknya merupakan penganut agama Buddha-- telah menewaskan lebih dari 6.600 orang sejak meningkat pada 2004.

"Kami tahu nama kelompok yang bertanggung jawab untuk kejadian ini. Itu angkatan muda dan jenis kelompok baru," kata Letnan Jenderal Polisi Sakorn Thongmanee, kepala kepolisian provinsi wilayah 9, kepada Reuters.

Tiga provinsi Thailand paling selatan -Pattani, Yala dan Narathiwat- adalah bagian dari kesultanan Melayu merdeka sebelum dicaplok Thailand pada 1909.

Pemberontak dari suku kecil Melayu Thailand menginginkan kemerdekaan di selatan. Kelompok itu jarang menanggapi serangan.

Pengamat dan kelompok pemantau daerah selatan itu mengatakan melihat tanda kegelisahan di kalangan angkatan muda pemberontak.

"Itu mungkin perubahan siasat, karena pada masa lalu, negara menekan habis pemberontak," kata Srisompop Jitpiromsri dari Deep South Watch, badan pemantau kekerasan itu, kepada Reuters.

Pembicaraan pemerintah dengan segelintir kelompok bayangan gerilyawan dimulai pada 2013, tapi hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

(B002/T008) 


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017