Yogyakarta (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Ari Dwipayana mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemerintahannya memprioritaskan pemanfaatan instrumen seni dan budaya sebagai sarana membangun karakter Bangsa Indonesia.Tahun ini Jokowi mencoba menghadirkan identitas adat budaya untuk menunjukkan keberagaman."
"Bagi Presiden Joko Widodo, instrumen utama untuk membangun karakter bangsa adalah dengan seni dan budaya," katanyasaat ditemui di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat.
Oleh karena itu, menurut Ari, pertama kali yang dilakukan Presiden Jokowi dalam rangka membangun karakter bangsa adalah mengundang para seniman dan budayawan di Istana Kepresidenan untuk mendengarkan aspirasi mereka.
"Karena, memang tidak mungkin kita membangun manusia Indonesia tanpa seni dan budaya," kata Ari, yang juga Sekretaris Jenderal Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).
Ia mencontoh perhatian khusus Presiden Jokowi terhadap seni dan budaya selama ini di antaranya diwujudkan dengan menghidupkan berbagai ruang apresiasi seni, seperti penyelenggaraan Pagelaran "Nusantara Berdendang" dengan mengundang puluhan musisi Indonesia pada Oktober 2016, kemudian membukaPpameran Koleksi Lukisan Istana pada 1 Agustus 2017.
Dalam berbagai kunjungannya ke daerah, Presiden juga menyempatkan mengunjungi berbagai galeri, seperti ke Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia Nyoman Gunarsa di Kabupaten Klungkung Bali, beberapa waktu lalu.
"Kunjungan itu memberikan pesan semangat kepada para seniman untuk tidak berhenti berkarya," kata Ari.
Selain itu, Presiden Jokowi berupaya untuk menonjolkan kebudayaan Indonesia.
Hal itu, menurut dia, juga terlihat jelas dalam pemakaian baju adat tradisional bagi seluruh peserta dan para tamu undangan dalam Upacara Peringatakan Hari Ulang Tahun Ke-72 Kemerdekaan RI di Istana Kepresidenan, Kamis (17/8).
"Upacara kemerdekaan yang sebelum-sebelumnya ditampilkan dengan penuh formalistik. Tahun ini Jokowi mencoba menghadirkan identitas adat budaya untuk menunjukkan keberagaman," tuturnya.
Di samping memiliki peran strategis membangun karakter bangsa, Ari menyatakan, dalam konteks Indonesia saat ini instrumen seni dan budaya memang sangat diperlukan untuk mendorong terciptanya model komunikasi publik yang santun dan penuh estetika, di tengah beredarnya kabar bohong (hoax).
"Kami melihat proses diskusi serta komunikasi publik akhir-akhir ini kok gersang, penuh dengan caci-maki, fitnah, serta hoax. Di sini seni dan budaya memang memiliki peran penting," demikian Ari Dwipayana.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017