"Untuk mengatasi keadaan tersebut maka upaya penting menjadikan makin bertambah banyak pendonor darah secara sukarela di Indonesia karena banyak orang yang membutuhkan darah untuk perjuangan hidup mereka," ucapnya saat ramah tamah dengan PMI Kalimantan Selatan di Tree Park Hotel Banjarmasin, Minggu malam.
Dikatakan, dari berbagai belahan dunia, hanya tujuh negara termasuk termasuk Indonesia yang menggunakan sistem donor terhadap kebutuhan darah bagi seseorang, selainnya masih menggunakan sistem jual beli.
Guna memenuhi kebutuhan darah penduduk dunia, di Perancis berdiri pabrik pembuatannya yang mereka ambil dari ari-ari.
"Tetapi Palang Merah Internasional tidak merekomendasikan darah buatan eks pabrik di Perancis, karena tidak sama kandungan mutu dengan transfosi darah murni dengan sistem donor," ujarnya.
Pada kesempatan ramah tamah tersebut Muaz mengutip pendapat Presiden RI 1 Ir Soekarno yang menyatakan bahwa "Perhimpunan PMI merupakan inti kalbu dari Pancasila".
"Pasalnya kegiatan PMI mencakup semua aspek dalam Pancasila," lanjutnya mengutip pendapat mendiang Presiden RI yang pertama itu, seraya menambahkan, dia menemukan pendapat tersebut pada perpustakaan di makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.
Oleh karena itu, sementara orang ribut soal pengalaman Pancasila, PMI sudah sejak lama melaksanakan atau mengamalkannya, kata Muaz.
Malam ramah tamah PMI Kalsel itu ditandai penyerahan piagam penghargaan secara simbolis kepada sepuluh orang donor darah sukarela (DDS) di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.
Ketua PMI Kalsel H Gusti Iskandar Sukma Alamsyah mengatakan, di provinsinya tercatat 135 DDS, namun untuk sementara baru sepuluh orang di antaranya yang menerima piagam penghargaan.
Sedangkan untuk sisanya penyerahan piagam penghargaan pada kesempatan berikut atau Hari Ulang Tahun ke-72 PMI, 17 September mendatang.
Pewarta: Sukarli
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017