"Kunci telemedicine adalah jaringan Internetnya. Pemerintah sedang menyelesaikan Palapa Ring Timur yang menghubungkan titik-titik di wilayah Timur yang belum terjangkau internet. Kalau sudah bagus, maka telemedicine akan berjalan dengan baik," kata Bambang dalam acara Indonesian Diaspora Global Summit 2017 di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan pemanfaatan telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh dalam praktiknya menghubungkan rumah sakit rujukan dengan berbagai puskesmas yang diampu.
"Puskesmas terhubung dengan rumah sakit pengampu tergantung penyakitnya. Jadi nanti instruksi pasien diambil datanya dan di-share melalui jaringan telemedicine. Dokter di Jakarta sudah tahu dia jantungnya seperti apa misalnya, dari situ dia kasih tahu tindakan apa yang harus diambil," kata Bambang.
Puskesmas tetap menjadi garda terdepan layanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi akan diampu oleh rumah sakit yang berada di kabupaten atau di pusat.
"Yang melakukan ya dokter atau tenaga kesehatan di puskesmas itu, dokter (dari rumah sakit pengampu) akan memonitor terus agar yang dilakukan itu benar," jelas Bambang.
Pelayanan medis jarak jauh antara lain akan mengatasi masalah keterbatasan dokter, mengurangi waktu perjalanan pasien, mengatasi keterbatasan pelayanan diagnostik, serta menjadi wahana pembelajaran kedokteran dan pengawasan pasien.
Bambang mengatakan lokus jaringan pelayanan kesehatan jarak jauh 2017 akan diarahkan ke Papua dan Papua Barat.
Di Papua Barat, rumah sakit yang menjadi pengampu meliputi Rumah Sakit Sorong dan yang diampu mencakup Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ampat, Puskesmas Oransbari, dan Puskesmas Sausapor.
Sementara di Papua, rumah sakit yang menjadi pengampu yaitu RS Dok II Jayapura. Rumah sakit di Papua saat ini juga telah diampu oleh rumah sakit di Jakarta (Universitas Indonesia), Makassar (Universitas Hasanudin), dan Yogyakarta (Universitas Gadjah Mada).
Selain itu, Bappenas juga akan menggandeng Australia untuk membantu pengembangan layanan kesehatan jarak jauh karena negara tersebut sudah berpengalaman menyelenggarakan pelayanan medis jarak jauh di wilayah utaranya.
Bambang memperkirakan jaringan pelayanan kesehatan jarak jauh baru akan bisa diterapkan 2018.
"Kami menunggu jaringan komunikasinya mantap, karena yang diperhatikan ada masalah kardiologi, penyakit tropis, masalah ibu hamil, psikiatri, dan lain-lain," jelas Bambang.
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017