"Sebelum kita melakukan reaksi, kita harus pikir dulu 'benar nggak nih'," kata Farhan, saat ditemui di peluncuran program literasi digital Facebook-YCAB "Think Before You Share", Senin.
Farhan, yang juga pembawa acara, menerima informasi di media sosial tanpa berpikir kritis akan membuat anak merasa dirinya, juga kelompok yang sepaham, adalah yang paling benar.
"Itu bahaya banget karena menutup kemungkinan untuk berinteraksi dan berkomunikasi," kata dia.
Berpikir kritis dan memiliki empati, menurut Farhan, berguna agar anak membuka diri dan melatih diri untuk mendengarkan perbedaan, baik pendapat maupun kelompok.
Tetapi, paling penting, menurut Farhan, agar anak tidak menyebarkan apalagi membuat konten negatif adalah memastikannya tidak menjadi konsumen konten tersebut.
"Itu pintu masuknya, sebelum kamu menciptakan konten kebencian, harus jadi konsumen dulu," kata dia.
YCAB dan Faecbook mengadakan program literasi digital "Think Before You Share" untuk mengajarkan pelajar di tingkat SMA berpikir kritis dan berempati dalam menganalisa konten di media sosial.
(Baca: Facebook-YCAB kembali adakan literasi digital)
(Baca: Facebook-YCAB kembali adakan literasi digital)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017