Bandung (ANTARA News) - Petugas kesehatan hewan menemukan cacing hati pada sapi kurban. Kali ini, salah satu sapi kurban yang terjangkit parasit itu dari pucuk pimpinan pemerintahan di Tasikmalaya, yang terungkap usai proses penyembelihan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat.... hanya hatinya saja yang terkontaminasi cacing...
Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Perikanan, Kota Tasikmalaya, Zulyaden, mengatakan, "Sapi terjangkit penyakit jenis cacing hati paskiola."
Walau begitu, kata dia, cacing pita itu tidak terdapat di semua bagian tubuh sapi kurban itu. Saat diperiksa, cacing pita dan telurnya cuma ada di bagian hati sapi, sehingga organ tubuh sapi kurban itu sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
"Dagingnya aman, hanya hatinya saja yang terkontaminasi cacing," katanya.
Jika manusia memakan bagian sapi yang terjangkit cacing pita, maka yang bersangkutan bisa menderita diare.
Ia menambahkan, pemeriksaan kesehatan hewan terjangkit penyakit cacing dapat dilakukan usai penyembelihan, sedangkan saat hidup, tidak dapat terdeteksi.
Petugas, lanjut dia, tidak hanya memeriksa kesehatan hewan kurban saat hidup, tetapi dilakukan juga usai penyembelihan untuk memberikan jaminan kesehatan hewan sebelum dibagikan ke masyarakat.
Ia menyampaikan, penyakit cacing pada sapi disebabkan dari makanan yang dikonsumsi sapi, di antaranya memberi rumput basah yang tanpa pengeringan sebelumnya. "Biasanya rumput basah yang tidak dikeringkan terkena getah siput," katanya.
Ia menambahkan, pemeriksaan kesehatan hewan terjangkit penyakit cacing dapat dilakukan usai penyembelihan, sedangkan saat hidup, tidak dapat terdeteksi.
Petugas, lanjut dia, tidak hanya memeriksa kesehatan hewan kurban saat hidup, tetapi dilakukan juga usai penyembelihan untuk memberikan jaminan kesehatan hewan sebelum dibagikan ke masyarakat.
Ia menyampaikan, penyakit cacing pada sapi disebabkan dari makanan yang dikonsumsi sapi, di antaranya memberi rumput basah yang tanpa pengeringan sebelumnya. "Biasanya rumput basah yang tidak dikeringkan terkena getah siput," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017