"Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia masih C. Untuk itu, perguruan tinggi perlu memperbaiki dan meningkatkannya," ujar Mohamad Nasir usai memberikan kuliah perdana di Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya, Senin.
Nasir mengatakan bahwa perguruan tinggi dikatakan baik apabila akreditasi dan pemeringkatannya baik pula. Rata-rata perguruan tinggi di Indonesia masih berakreditasi C. Pemerintah, perguruan tinggi serta seluruh pemangku kepentingan memiliki peran masing-masing dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
"Pemerintah berperan melalui penerapan regulasi yang mendukung iklim sehat bagi peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah akreditasi institusi, kami telah dilakukan pendampingan kepada perguruan tinggi terakreditasi B supaya bisa meningkat menjadi akreditasi A," katanya.
Dia juga menjelaskan pendampingan itu terbukti mampu meningkatkan akreditasi. Pada 2016 terjadi peningkatan akreditasi dari B ke A sebanyak 24 perguruan tinggi, yang mana pada 2015 hanya terjadi peningkatan akreditasi B ke A sejumlah 5 perguruan tinggi.
" Pendampingan terus diakukan agar peguruan tinggi terakreditasi A bisa lebih merata, tidak hanya terkonsentrasi di daerah Jawa," kata dia.
Kemristekdikti menargetkan pada 2019, sebanyak 3.500 perguruan tinggi sudah terakreditasi dengan nilai minimal C.
Dan juga menambahkan bahwa akreditasi itu berkaitan dengan daya saing bangsa, yang dapat dicapai salah satunya dengan menjadikan lulusan perguruan tinggi sebagai tenaga kerja yang terampil dan berkualitas.
"Kami juga akan melakukan penggabungan perguruan tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, pihaknya memberikan penghargaan pada Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya yang telah memperoleh akreditasi B dan jumlah mahasiswa yang mencapai 4.000 orang.
"Saya harap perguruan tinggi lain dapat berkembang pesat juga seperti Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya, serta meningkatkan daya saing bangsa sehingga kita tidak tertinggal menghadapi era masa depan," kata dia.
(I025/M026)
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017