• Beranda
  • Berita
  • "Thriller" dibuat karena Michael Jackson ingin jadi monster

"Thriller" dibuat karena Michael Jackson ingin jadi monster

5 September 2017 09:35 WIB
"Thriller" dibuat karena Michael Jackson ingin jadi monster
Michael Jackson pada tahun 1988. (Wikipedia/CC BY-SA 2.0)
Venesia (ANTARA News) - Video klip "Thriller" bukan produk dari ide brilian, namun dibuat semata-mata karena bintang pop Michael Jackson ingin menjadi monster menurut sutradara John Landis di festival film Venesia, Senin.

Landis berada di Venesia untuk menampilkan versi 3D dari video klip yang dibuat 35 tahun setelah versi aslinya muncul. Video klip itu ditayangkan dalam acara khusus di luar seksi kompetisi.

"(Thriller" bukan ide bagus siapa pun, itu bukan rencana bisnis brilian," kata John Landis kepada para jurnalis.

"Itu adalah video yang dibuat semata karena Michael ingin menjadi monster. Dan semua yang terjadi, berkembang dari video itu, sangat sukses dan saya sangat terkejut," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Landis mengatakan Jackson pertama mengajaknya membuat video itu karena sang penyanyi menyukai karyanya dalam "An American Werewolf in London" dan keduanya, bersama penata rias artis Rick Baker, bertemu untuk melihat foto-foto dari film monster zaman dulu.

"Ternyata tidak belum banyak melihat film horor, mereka terlalu menakutkan. Menurut saya dia luar biasa," kata Landis, tertawa. "Dia menginginkan zombi-zombi, namun masalah terbesarnya adalah mengubah Mike menjadi monster."

Saat ditanya mengenai pertemuan pertamanya dengan Jackson, bintang kecil yang tumbuh menjadi Raja Pop dan meninggal dunia pada usia 50 tahun pada 2009,  Landis mengatakan bahwa dia "periang" dan "kekanakan" dan cepat menjadi teman baik keluarga.

"Michael bertekad kuat bahwa semuanya harus menjadi yang terbaik, terhebat," katanya. "Dia punya etos kerja yang spektakuler, tapi dia profesional sejak dulu, dia sudah menjadi penampil sejak berusia delapan tahun."

Saat membuat "Thriller" Jackson dengan senang hati "datang dan melakukan apa pun yang melakukan apa pun yang saya mau," kata Landis. Hal berbeda terjadi ketika mereka bertemu lagi memproduksi "Black or White" pada 1991.

"Di 'Black or White' saya bekerja lagi untuk Michael. Rasanya berbeda. Kami masih baik-baik saja, tapi... dia lebih tertutup," kata Landis.

"Saya tahu tidak mudah menjadi selebritras, tapi menjadi orang paling terkenal di dunia, menjadi selebritas semacam itu rasanya aneh."

"Dan ini adalah orang yang sudah bekerja sejak kecil... dia tidak pernah menjalani masa kecil. Itu adalah salah satu alasan dia mewujudkannya setelah dewasa."

Landis --sutradara, penulis skenario, aktor dan produser Amerika-- mewujudkan ide mengubah "Thriller" dalam bentuk 3D karena "saya ingin kalian mengalami apa yang Michael ingin kalian rasakan."

"Kami melewati setiap frame di video klip itu, dan tidak semuanya dijadikan 3D. Tapi efek itu membuat bagian-bagian tertentu jadi lebih baik... Tariannya jadi lebih bagus," katanya.

"Satu-satunya kekecewaan saya adalah Michael tidak ada di sini untuk melihat dan mendengarnya karena saya kira dia akan menyukainya."

Penerjemah:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017