"Pemasangan alat dengan nama Early Warning Sistem (EWS) ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan khususnya di kawasan gambut," kata Manager Kluster 2 WWF Indonesia Program Rimba Zainuddin Khalid di Jambi, Senin.
Alat sistem pendeteksi kebakaran itu dipasang sebanyak tujuh unit yang tersebar di kawasan HLG Londerang. Dalam satu unit alat EWS tersebut dapat menjangkau area gambut dengan radius 10 kilometer.
Pemasangan alat tersebut, kata dia, atas dukungan dari MCA Indonesia dan bekerja sama dengan konsultan Digital Mobile Technology (DM Tech).
"Dengan terpasangnya alat ini, maka situasi HLG Londerang dan sekitarnya, terutama wilayah yang menjadi area EWS dapat dipantau setiap saat dan alat ini akan mendeteksi dan melaporkan ke data logger, lalu mengirimkan data di lapangan ke concentrator," katanya menjelaskan.
Data melalui peralatan pendeteksi tersebut kemudian diolah dan hasilnya dapat diakses publik melalui layanan internet.
Sementara itu, Tim Konsultan DM Tech Dino Martin mengatakan alat EWS tersebut memiliki beberapa sensor yang bekerja mendeteksi kelembaban udara dan tanah, suhu udara, curah hujan dan ketinggian permukaan air gambut
"EWS di bangun untuk mendeteksi kondisi lingkungan sebelum terjadi kebakaran, karena sebelum terjadi kebakaran akan terjadi perubahan kondisi lingkungan seperti tinggi muka air di lahan gambut menurun dan suhu udara di sekitar meningkat," ujar Dino Martin menjelaskan.
Selain itu, WWF Indonesia juga memberikan pelatihan terhadap warga di Desa Catur Rahayu dan Desa Rawasari, Kecamatan Berbak, Tanjungjabung Timur, yang diberikan pelatihan untuk pengelolaan alat dan membaca perubahan alam yang berdampak pada risiko bencana karhutla.
"Dengan melibatkan warga di sekitar kawasan gambut itu, akan membantu percepatan penanganan bila terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Dino menambahkan.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017