Menteri Kesehatan Rajitha Senaratne mengatakan kebun ganja seluas 40 hektare, yang dapat memproduksi lebih dari 25 ton ganja per tahun dan berada di bawah perlindungan militer, akan menjamin pasokan ganja berkualitas tinggi.
"Banyak praktisi pengobatan tradisional mengeluhkan bahwa mereka kesulitan memperoleh ganja berkualitas tinggi," ujar Senaratne kepada awak media.
"Ganja berkualitas merupakan bahan baku penting dalam peracikan obat tradisional".
Ia mengatakan pasar obat tradisional saat ini bergantung pada ganja hasil sitaan pengadilan.
"Saat praktisi pengobatan tradisional memperoleh ganja, ganja tersebut sudah berusia sekitar empat hingga lima tahun dan kehilangan khasiatnya," ujar Senaratne.
Ia mengatakan pemerintah Sri Lanka berencana mengekspor surplus dari kebun ganja di Ingiriya, 60 kilometer tenggara Kolombo.
"Saya mendengar permintaan dari pasar AS dan beberapa negara lain sangat tinggi. Ganja digunakan oleh industri farmasi dalam pembuatan penghilang rasa sakit."
Kepemilikan ganja dan penggunaan sebagai rokok ilegal di Sri Lanka, demikian AFP. (ab/)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017