"Hampir 22 wilayah kabupaten yang kini sudah mengalami kekeringan," kata Ganjar usai membuka acara pameran "Kreasi dan Inovasi se-Jateng" yang dipusat di Kota Pekalongan, Jumat.
Ia mengatakan untuk mengatasi persoalan kesulitan air bersih untuk masyarakat, pemprov sejak Juni 2017 sudah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa unsur, terkait membahas masalah kekeringan itu.
Pada rapat koordinasi itu, kata dia, telah diputuskan untuk jangka pendeknya, yaitu menyiapkan "droping" (pengiriman) air yang akan disalurkan melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD), perusahaan, dan pemda.
"Oleh karena itu, kami minta bantuan masyarakat untuk melaporkan ke pemda apabila wilayahnya dilanda kekeringan," katanya.
Adapun bagi daerah yang sulit dilakukan penyaluran air bersih, kata Ganjar, maka akan dilakukan membuat sumur dalam dan pompa pemipaan rekayasa.
Ia berharap kepala daerah berpartisipasi apakah kepala desa (kades) atau camat memantau sehingga begitu terjadi kekeringan segera dilaporkan.
"Saat ini banyak perusahaan, baik BUMN maupun BUMD, dan perusahaan swasta yang berniat membantu Pemprov Jateng melalui corporate social responsibility dalam mengatasi kekeringan di beberapa daerah," katanya.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017