Seksi Perencanaan Perlindungan Pengawetan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Aden Mahyar pada wartawan pada Jumat mengatakan, data puluhan macan tutul sebagai penghuni taman nasional merupakan data terbaru tahun 2016.
Beberapa waktu yang lalu, ungkap dia, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) lingkup Bidang PTN Wilayah I Cianjur, telah melaksanakan kegiatan rutin pemeriksaan camera di lokasi monitoring satwa macan tutul Blok Pasir Tengah.
Hasil dari side monitoring untuk di wilayah kawasan Taman Nasional Cianjur, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, hingga beberapa tahun tertangkap kamera pertama kali tahun 2011, 3 ekor macan tutul melintas di Blok Geger Bentang.
"Macan tutul sudah ada sebelum adanya taman nasional, bukan didatangkan pihak TNGGP. Hampir 5 tahun melakukan penelitian dan memasang kamera, akhirnya tim menemukan keberadaan macan tutul hewan asli Gunung Gede-Pangrango itu," katanya.
Pertama kali terlihat di kamera ketika itu, diketahui ketiga ekor macan tutul berjenis kelamin jantan dua ekor dan satu ekor anak. Sedangkan yang terbaru tertangkap kamera 3 ekor macan tutul yang diperkirakan satu keluarga terdiri dari jantan, betina, dan anaknya.
"Angka 25 ekor macan tutul merupakan data terahir yang kami terima untuk tahun 2016. Setelah sekian lama dicek ulang yang ada hanya tinggal sepasang terlihat di blok Geger Bentang tepatnya di kawasan Taman Nasional wilayah Cianjur," katanya.
Saat ini, untuk menjaga kelestarian dan berkembang biaknya macan tutul di habitatnya, pihaknya memasang banyak kamera di setiap titik yang dilalui macan tutul di taman nasional.
"Selama habitatnya tidak terancam, macan tutul akan menjauh jika melihat kehadiran manusia. Tapi sebaliknya kalau habitatnya sudah terganggu mereka akan menyerang. Tapi selama ini belum ada pengunjung taman nasional yang diganggu macan tutul," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017