"Harus ada diplomasi cerdas untuk menyelesaikan krisis itu dengan melibatkan sejumlah negara yang paling berpengaruh sehingga tidak saling perang," kata mantan Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan saat dirinya berpidato kunci dalam Konferensi Tahunan International Textile Manufacturers Federation (ITMF) 2017 yang dihadiri lebih dari 200 pelaku usaha tekstil dan produk tekstil lebih dari 20 negara.
Menurutnya, sejumlah negara yang harus terlibat untuk bisa menyelesaikan krisis itu selain Korea Utara, juga Korea Selatan, China, Jepang, dan Amerika Serikat. Mereka harus berunding untuk mencari solusi.
Dalam menyelesaikan krisis senjata tersebut cara yang paling efektif dan damai adalah hanya dengan melakukan diplomasi dan menghilangkan kesalahpahaman antarpihak yang bertikai.
Tidak pernah ada perselisihan yang berakhir dengan cara perang atau menggunakan senjata. Proses diplomasi adalah cara yang terbaik," katanya.
Dia mengkhawatirkan jika krisis di Semenanjung Korea dibiarkan berlarut-larut maka dalam jangka panjang bukan tidak mungkin akan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan global, termasuk tekstil dan produk tekstil.
Krisis lain yang juga perlu diantisipasi agar tak menjadi suatu sengketa berkepanjangan, kata Scheffer yang juga pernah menjadi menteri Luar Negeri Belanda itu adalah masalah sengketa batas wilayah negara di Laut China Selatan.
"Kawasan itu memang sangat strategis dan banyak pelayaran dagang internasional melalui laut itu yang nilainya bisa mencapai triliunan dolar AS tiap tahunnya," katanya.
Dia berharap sejumlah negara yang bersengketa seperti China dan Vietnam juga Filipina bisa segera menyelesaikan sengketa tersebut agar tidak mengganggu arus pelayaran kapal dagang yang melintas di situ.
Scheffer mengatakan pula situasi damai adalah kondisi yang paling dinanti oleh para pengusaha karena situasi kondusif mampu melancarkan arus perdagangan yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.
Dia juga menyoriti mengenai pentingnya bisnis tekstil dan produk tekstil di pasar dunia yang telah memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
"Tekstil dan produk tekstil adalah komoditas strategis sehingga saya perlu hadir untuk berbicara dalam forum ini," katanya.
ITMF dalah forum internasional untuk industri tekstil dunia dan berkomitmen memberikan informasi kepada seluruh produsen di berbagai negara dengan hasil studi, publikasi dan survei, serta konferensi tahunan.
ITMF merupakan organisasi non-pemerintah yang dibentuk 1904 dan memantau berbagai tantangan industrik tekstil dan produk tekstil selama lebih dari satu abad.
Direktur Jenderal ITMF Christian Schindler mengatakan ada sejumlah alasan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi tahun ini.
Pertama, katanya Indonesia adalah negara yang memiliki rantai pasokan tekstil terpadu dari pemintalan hingga pakaian jadi.
Kedua, industri tekstil Indonesia alami pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir dan berpotensi untuk cepat pertumbuhannya sehingga mampu meningkatkan iklim bisnis untuk investasi dalam dan luar negeri.
(T.A025/H007)
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017