New York (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Sidang Majelis Umum PBB ke-72 melakukan maraton diplomasi dengan bertemu negara-negara sahabat guna menggalang dukungan bagi pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.Pertemuan bilateral sekali lagi kita gunakan untuk memperoleh atau menambah dukungan bagi pencalonan kita untuk anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
Menlu Retno Marsudi dijadwalkan menghadiri kurang lebih 70 pertemuan bilateral dengan para Menlu atau perwakilan dari negara-negara sahabat di sela acara pekan pertemuan tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB ke-72 yang berlangsung 18- 29 september 2017.
Pada Senin saja Menlu RI melakukan sedikitnya 10 pertemuan bilateral dengan negara-negara sahabat seperti Samoa, Kroasia, Namibia, Niger, Liechtenstein, Ekuador, Georgia, Monaco, Tunisia, dan Swiss.
"Pertemuan bilateral sekali lagi kita gunakan untuk memperoleh atau menambah dukungan bagi pencalonan kita untuk anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," tutur Menlu Marsudi di Markas Besar PBB di New York, Senin.
Sidang Majelis Umum PBB yang dihadiri perwakilan dari 193 negara anggota akan menjadi tempat yang paling tepat bagi Indonesia untuk melakukan kampanyenya dalam upaya menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu dengan hanya 35 pertemuan bilateral, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada sidang umum tahunan PBB tahun ini akan lebih sibuk karena dijadwalkan akan menghadiri sekitar 70 pertemuan bilateral di New York.
DK PBB beranggotakan 15 negara. Lima di antaranya adalah anggota tetap, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Sementara 10 anggota tidak tetap dipilih untuk setiap periode 2 tahun.
Berbekal pengalaman pernah tiga kali menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB, yaitu pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008, Indonesia meluncurkan kampanye pencalonannya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020 pada Sidang Majelis Umum PBB tahun lalu.
Indonesia bersaing dengan Maladewa untuk memperebutkan kursi perwakilan di DK PBB dari kawasan Asia Pasifik untuk periode 2019-2020.
Menlu Retno menuturkan beberapa prioritas Indonesia jika terpilih lagi menjadi anggota tidak tetap DK PBB.
Di antaranya Indonesia ingin berkontribusi untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di tingkat global dengan menarik pengalamannnya berkontribusi menciptakan ekosistem perdamaian dan keamanan di kawasan.
Dalam hal ini beberapa isu yang ditekankan adalah bagaimana adanya sinergi yang lebih baik antara organisasi di tingkat kawasan dan di tingkat global.
Kedua, apabila terpilih, fokus Indonesia adalah bagaimana meningkatkan sinergi antara masalah perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan.
Di sini Indonesia ingin memastikan bahwa perdamaian, keamanan dan stabilitas dapat mendukunng implementasi agenda pembangunan 2030.
Sedangkan fokus ketiga bagi Indonesia adalah mengenai kerjasama global dalam merespon tantangan-tatangan global yang sifatnya lintas batas seperti terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme yang dapat mengancam perdamaian dunia dan pencapaian agenda pembangunan 2030, terang Menlu.
Pemilihan anggota tidak tetap DK PBB akan berlangsung pada Juni 2018 sedangkan Indonesia harus mendapatkan dukungan dari 129 negara sebagai ambang batas agar terpilih.
Selain untuk menggalang dukungan bagi pencalonan Indonesia, rangkaian pertemuan bilateral tersebut juga digunakan untuk membahas peningkatan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat.
Pewarta: Aditya E.S. Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017