• Beranda
  • Berita
  • Indonesia kekurangan talenta TI menyongsong ekonomi digital

Indonesia kekurangan talenta TI menyongsong ekonomi digital

20 September 2017 17:30 WIB
Indonesia kekurangan talenta TI menyongsong ekonomi digital
CEO Go-Jek Nadiem Makarim saat di Tech in Asia Jakarta 2016 (ANTARA News/Natisha)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dinilai masih kekurangan banyak talenta di bidang informasi dan teknologi (Information and Technology/IT), padahal perkembangan ekonomi digital sedang berkembang pesat di Tanah Air, dan telah merubah pola struktur konsumsi masyarakat.

Chief Executive Officer Go-Jek Nadiem Makarim dalam diskusi di Balai Sidang Jakarta, Rabu, mengatakan minimnya talenta bidang teknologi infromatika (TI) harus menjadi perhatian pemerintah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meningkatkan materi pendidikan bidang IT sejak dini.

"Harapannya akan muncul sekolah-sekolah yang mengajarkan coding. Belum banyak yang memberi pelajaran soal product engineering." ujar Nadiem.

Menurut Nadiem, "coding" atau pemograman komputer seharusnya merupakan materi yang diajarkan sejak dini. Pasalnya, kemampuan dalam bahasa pemrograman akan selalu dibutuhkan oleh industri terutama di era ini, saat transformasi ekonomi konvensional menjadi digital.

"Dulu kita mengkonstruksi gedung-gedung, sekarang yang kita konstruksi adalah gedung-gedung kantor virtual," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Financial Officer di layanan jasa wisata berbasis aplikasi, Traveloka, Henry Hendrawan juga menekankan pentingnya talenta di bidang IT untuk mengembangkan ekonomi digital. Saat ini, di Indonesia, relatif sulit untuk mencari talenta yang bagus untuk mengembangkan bisnis digital.

"Selain regulasi juga talent. Mencari talent yang banyak dan bagus jadi tantangan untuk perusahaan rintisan yang berekspansi tidak hanya domestik, tapi juga regional," ujar dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Indonesia memiliki kesempatan dan kelebihan untuk mengembangkan ekonomi digital. Salah satunya adalah penduduk Indonesia didominasi kaum muda, yang cenderung sangat cepat menyesuaikan diri untuk masuk ke ekonomi digital.

Akan tetapi, Darmin mengakui jumlah talenta di bidang IT masih belum memadai.

"Enggak usah programmer, itu terlalu tinggi. Harus dicari, dan dorong saja pendidikannya atau buka lebih mudah untuk bidang tertentu," kata Darmin.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017