Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah diapresiasi karena dinilai berhasil menstabilkan harga pangan dalam sejumlah kesempatan termasuk dalam rangka menjelang Hari Raya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah.Saya senang karena rata-rata dari mereka mengatakan bahwa harga bahan-bahan makanan seperti beras, bawang, cabai, daging, dan ikan relatif stabil."
Wakil Ketua Komisi IV DPR Roem Kono di Jakarta, Rabu, mengapresiasi peran pemerintah setelah melakukan peninjauan ke Pasar Palmerah, Jakarta Barat.
"Saya senang karena rata-rata dari mereka mengatakan bahwa harga bahan-bahan makanan seperti beras, bawang, cabai, daging, dan ikan relatif stabil," kata Roem.
Politisi Partai Golkar itu juga mengharapkan pemerintah dapat membentuk sebuah badan ketahanan pangan yang bisa menjaga ketersediaan bahan pangan bagi warga.
Dia mengingatkan bahwa UU No 18/2012 telah lama diberlakukan, tetapi masih belum ada peraturan pemerintah mengenai badan ketahanan pangan seperti terdapat dalam aturan perundang-undangan tersebut.
Sebagaimana diwartakan, Kementerian Pertanian optimistis stok dan harga sejumlah komoditas hortikultura seperti aneka cabai dan bawang merah menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 bakal stabil.
"Direktorat Jenderal Hortikultura sudah amankan produksi, bahkan ada indikator suprlus," ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono, di Jakarta, Senin (18/9).
Dia memaparkan untuk cabai rawit, prognosis ketersediaan sebanyak 78.606 ton pada September 2017, sedangkan kebutuhannya 73.197 ton, pada Oktober ketersediaan 77.983 ton dengan kebutuhan 69.615 ton, dan November ketersedian 77.792 ton dengan kebutuhan 69.344 ton.
Prognosis cabai besar pada September untuk ketersediaan sebesar 100.373 ton dengan kebutuhan 91.469 ton. Pada Oktober ketersediaan 100.373 ton dengan kebutuhan 91.468 ton, sedangkan pada November diperkirakan ketersediaan mencapai 100.464 ton dengan kebutuhan 92.340 ton.
Komoditas bawang merah, prakiraan ketersediaan pada September sebesar 108.987 ton dengan kebutuhan 100.291 ton, pada Oktober ketersediaan sekitar 108.987 ton dengan kebutuhan 99.374 ton, dan pada November ketersediaan 111.464 ton dengan kebutuhan 100.517 ton.
Spudnik menerangkan tingginya produksi aneka cabai dan bawang merah tersebut dapat di atas kebutuhan nasional, karena Ditjen Hortikultura telah melakukan berbagai upaya secara berkesinambungan, antara lain menambah luas areal tanam, membentuk program petani "champion" di sejumlah daerah sebagai sentra produksi baru, mengatur pola tanam, pemberian bantuan berupa pupuk dan benih hingga alat dan mesin pertanian.
"Saya harus amankan terus manajemen tanam menjadi dasar untuk pastikan suplai pasokan. Kedua, untuk menjamin manajemen tanam, harus ada infrastruktur, sarana prasarana dipenuhi. Saya lakukan semua dan tentunya tiap daerah berbeda-beda. Kemampuan kita juga berbeda-beda," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim inflasi minus atau deflasi yang terjadi pada Agustus 2017 menandakan harga bahan pangan atau yang termasuk harga barang bergejolak (volatile foods) telah membaik dan cukup terjaga.
Menurut Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/9), laju inflasi rendah hingga Agustus 2017 ini harus terus dijaga hingga akhir tahun, dengan mengantisipasi tekanan dari "volatile foods" dan mengendalikan tekanan dari kelompok tarif yang diatur pemerintah (administered prices).
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017