"Puluhan ribu jiwa yang terdampak bencana tersebut tersebar di 55 desa di 24 kecamatan," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Yana Rusyana di Sukabumi, Kamis.
Menurut dia, mayoritas warga yang terdampak bencana kekeringan ini berada di wilayah Selatan. Akibatnya, banyak masyarakat yang harus berjalan kaki dan mencari sumber air bersih hingga beberapa kilometer.
Tidak menutup kemungkinan, jika musim kemarau bertambah panjang maka jumlah warga yang terdampak akan semakin banyak warga yang terdampak. Tidak hanya kesulitan mendapatkan air bersih saja tetapi lahan pertanian pun ikut kering.
Untuk membantu warga yang daerahnya krisis air bersih, pihaknya memasok air ke sejumlah titik dengan menggunakan truk tangki. Bahkan relawan baik dari Polri, PMI dan masyarakat pun turut membantu pengiriman air bersih.
"Warga yang daerahnya terdampak bencana ini jika ingin dipasok air bersih bisa mengajukan ke pihak desa yang kemudian dilanjutkan ke kecamatan agar proses pengirimannya dipercepat. Sebab jumlah armada truk tangki tidak sebanding dengan daerah yang mengalami krisis air bersih," tambahnya.
Yana mengatakan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kriteria hari tanpa hujan di Kabupaten Sukabumi sangat panjang dengan rentang 31 sampai 60 hari ke depan. Adapun daerah yang diprakirakan tidak turun hujan seperti Kecamatan Lengkong, Cibitung dan Tegalbuleud.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017