Kirab "tebokan" yang digelar Kamis (21/9) sore diikuti puluhan anak-anak, remaja, dan orang tua, yang membawa sesaji berupa makanan jenang yang dibentuk gunungan, jajan pasar, dan hasil bumi yang diarak mengitari Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Rute perjalan dimulai dari Jalan Sosrokartono menuju pertigaan Desa Bacin, arah GOR Desa Kaliputu, menuju panggung utama di halaman Balai Desa Kaliputu. Kirab juga dimeriahkan seni barong serta "drum band".
Sepanjang rute jalan yang akan dilalui rombongan kirab, dipadati warga sudah menantikan kehadiran mereka sejak siang hari.
"Tebokan" merupakan istilah dari kata tebok (Jawa), yaitu sejenis nampan dari anyaman bambu yang biasa digunakan untuk meletakkan jenang.
Menurut Ketua Panitia Kirab "Tebokan" Desa Kaliputu Zaenal Arifin, tradisi tebokan merupakan simbol untuk mengungkapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan mereka di bidang usaha jenang yang diperingati bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam.
Peserta kirab tersebut, kata dia, sebanyak 30 rombongan dari 18 rukun tetangga (RT) serta sejumlah pengusaha jenang di Desa Kaliputu.
Adapun jumlah jenang yang ikut dikirab sebanyak 3 kuintal.
Ia berharap keterlibatan anak-anak yang membawa tebok berarak keliling desa akan menjadi generasi penerus usaha jenang di desa setempat.
Sepanjang rute kirab yang berjarak sekitar 3 kilometer, peserta kirab diiringi musik rebana dan "drum band" dari sekolah setempat, serta puluhan warga sekitar yang ikut kirab.
Ritual tersebut makin menarik, anak-anak membawa tebok untuk diarak dengan berjalan kaki keliling desa.
Setelah sampai di panggung utama, dilakukan doa yang dipimpin oleh ulama setempat. Selanjutnya, semua gunungan jenang diperebutkan warga.
Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017