Ke tujuh wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem terdapat di Subang, Purwakarta, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, dan Kabupaten Bandung. Wilayah-wilayah tersebut mengalami kriteria hari tanpa hujan sangat panjang mulai 31 hingga 60 hari, kata kepala BMKG Bandung, Toni Agus Wijaya, saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin
"Untuk kekeringan ekstrem lebih dari 60 hari tercatat di beberapa pos hujan yakni pos hujan Karang Anyar, Subang 86 hari, pos hujan Pusaka Nagara, Subang 85 hari, dan Pos Hujan Cidempet, Indramayu dengan panjang hari tanpa hujan sebanyak 84 hari," ujar Toni.
Toni mengatakan, peringatan ini dikeluarkan berdasarkan pemantauan BMKG dari distribusi curah hujan sepanjang musim kemarau.
Berdasarkan peta distribusi hujan dasarian II September 2017, hampir mayoritas wilayah Jawa Barat mengalami distribusi curah hujan dengan kriteria rendah atau 0-55 milimeter per dasarian.
Sementara wilayah yang mendapatkan distribusi curah hujan dengan kriteria menengah atau 50-75 milimeter per dasarian terdapat di sebagian wilayah Bogor tengah, Purwakarta selatan.
"Berdasarkan pemantauan kita, masih terjadi hujan hingga update terakhir di sebagian kecil wilayah Bogor tengah dan utara, dan Kota Bekasi," katanya
Menurut dia, selain faktor minimnya curah hujan kekeringan juga dipengaruhi oleh irigasi serta kondisi sumber air di permukaan dan air tanah.
Untuk itu, ia menyarankan daerah yang telah terjadi lebih dari 60 hari tidak terjadi hujan, perlu penyediaan air bersih oleh pemerintah daerah setempat maupun pihak lainnya.
"Jika tidak ada irigasi dan cadangan air tanah maka perlu droping air. Karena diperkirakan secara umum wilayah Jawa Barat masuk musim hujan di akhir Oktober 2017," katanya.
(Baca juga: Kekeringan hantui daerah lumbung padi Karawang)
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017