Pimpinan Volkswagen Truk, Andreas Renschler, bersama Chief Executive Navista Troy Clarke mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara, perusahaan akan berkolaborasi dalam pengembangan powertrains diesel "Big Bore" generasi berikutnya.
Volkswagen tahun lalu setuju untuk membeli 16,6 persen saham Navistar, yang berbasis di Lisle, Illinois. Perusahaan menutup transaksi tersebut dan mulai berkolaborasi awal tahun ini.
Perusahaan itu menargetkan penghematan hingga 500 juta dolar AS dalam lima tahun pertama aliansi, menurut Clarke dalam sebuah pernyataan.
Produsen truk komersial berinvestasi dalam elektrifikasi karena pembuat kebijakan telah meningkatkan tekanan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi dari penggunaan mesin diesel di kota-kota besar.
(Baca: Mitsubishi Fuso pamer truk listrik Canter E-Cell di GIIAS)
Truk listrik yang akan dipasarkan di Amerika Utara itu akan menggunakan basis kendaraan Navistar dan ditujukan penggunaan pengiriman logistik di perkotaan.
Volkswagen akan menguji sembilan truk listrik di Austria yang mengangkut muatan sekitar 18 ton sejauh 180 kilometer antar pengisian daya, kata Renschler.
Tantangan bagi produsen kendaraan adalah memproduksi truk listrik dengan kapasitas muatan kompetitif serta jangkauan dan biaya yang sesuai atau mengalahkan ongkos kendaraan berpenggerak diesel.
"Kami adalah industri dimana adopsi teknologi sangat disengaja," kata Clarke dilansir dari Reuters, Selasa.
Namun, jika kota melarang truk diesel, "kami punya penawaran," kata Renschler.
Renschler dan Clarke mengatakan pengembangan bersama perangkat keras dan perangkat lunak guna menghubungkan truk ke internet dan mesin diesel besar generasi mendatang dapat memangkas biaya perusahaan.
Perusahaan berencana menghubungkan sekira 650.000 kendaraan dan menciptakan pasar umum untuk pengembang aplikasi, menurut perusahaan tersebut.
(Baca: Tesla akan luncurkan truk listrik bulan depan)
Penerjemah: Alviansyah
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017