• Beranda
  • Berita
  • Menikmati kopi gratis di Jembatan Sigandul di Hari Kopi Dunia

Menikmati kopi gratis di Jembatan Sigandul di Hari Kopi Dunia

1 Oktober 2017 17:15 WIB
Menikmati kopi gratis di Jembatan Sigandul di Hari Kopi Dunia
Ilustrasi--minum kopi. (ANTARA News/hanmus)
Temanggung (ANTARA News) - Ratusan orang penggemar kopi menikmati minum kopi gratis di sekitar kawasan Jembatan Sigandul, Desa Tlahab, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada Hari Kopi Dunia, Minggu (1/10).

Para penggemar kopi tersebut bukan hanya datang dari Temanggung saja, tetapi juga berasal dari luar Kabupaten Temanggung.

Seorang warga Magelang, Arif mengatakan kebetulan dirinya mau bepergian ke Wonosobo dan beristirahat di Jembatan Sigandul ternyata ada kegiatan minum kopi gratis.

"Kopi arabika hasil petani di lereng Gunung Sindoro-Sumbing memiliki cirikhas beraroma tembakau," katanya.

Ia mengatakan menikmati kopi di kawasan Jembatan Sigandul sangat menarik, udaranya sejuk dan dapat menikmati pemandangan dua puncak Gunung Sindoro dan Sumbing.

Ketua penyelenggara minum kopi gratis di Jembatan Sigandul, Tuhar mengatakan kopi merupakan komoditas kedua di Temanggung setelah tembakau.

"Selama ini banyak orang tidak tahu kalau di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing itu ada pohon kopinya, makanya pada Hari Kopi Dunia 1 Oktober ini suatu gebrakan agar masyarakat termasuk para buyer mengetahui baha Sindoro-Sumbing juga sebagai penghasil kopi, yakni kopi arabika," katanya.

Tuhar mengatakan kegiatan ini digelar oleh masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG) kopi Java Sindoro-Sumbing.

"Melalui acara ini mudah-mudahan ke depan kopi arabika Sindoro-Sumbing semakin diknal masyarakat," katanya.

Menurut dia prospek tanaman kopi arabika di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing sangat bagus karena memiliki ketinggiannya 1.500-1.800 meter dia atas permukaan laut.

Tuhar menyebutkan luas tanaman kopi di Desa Tlahab Kecamatan Kledung yang sudah berproduksi 158 hektar dan yang belum berproduksi ada sekitar 100 hektare.

Ia menuturkan tanaman kopi di wilayah tersebut tidak monokultur, karena berdampingan dengan tanaman tembakau, satu hektare hanya ada sekitar 800 hingga 1.000 tanaman kopi arabika.

"Tanaman kopi yang berdampingan dengan tanaman tembakau ini membuat kopi yang dihasilkan mempunyai aroma tembakau," kata Tuhar.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017