Saat itu, Gallinger bermaksud menato sklera atau bagian putih mata dengan tinta warna ungu. Namun, tinta tato malah meresap ke dalam bagian mata mengenai bola matanya.
Warna ungu tato mengalir dari matanya, menyebabkan rasa sakit dan kemungkinan kerusakan permanen.
Setelah itu, Gallinger dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan antibiotik tetes selama satu setengah minggu.
Steroid yang disuntikan ke mata sang korban membentuk rumpun di sekitar area kornea, membuat Gallinger tidak dapat melihat dengan benar.
Spesialis mata asal New York, Dr. David Flug mengatakan praktik menato mata merupakan hal ekstrem sekalipun belakangan ini populer dilakukan sebagian orang.
Dia menegaskan bahwa hal ini tidak aman dan sangat berbahaya.
Bahkan Luna Cobra, pria yang disebut melakukan prosedur ini 10 tahun yang lalu, sependapat dengan Flug kalau menato mata tidak aman.
"Aku sudah berusaha untuk melarang ini. Aku pikir sangat penting menjadikan praktik ini menjadi ilegal, " kata Cobra kepada Newsweek.
Gallinger melalui halaman Facebook-nya mengungkapkan penglihatannya perlahan membaik dalam beberapa minggu terakhir.
Namun dia mengatakan bahwa ahli kesehatan telah memberi tahunya bahwa dia bisa saja tak bisa melihat lagi. Demikian seperti dilansir laman Medical Daily.
Penerjemah: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017